Pernah mendengar seorang ayah yang berkata, “Yah, pantes anaknya pinter, sekolahnya mahal, buku, mainannya mahal, stimulasinya beda” Kesannya pendidikan yang terbaik hanya diperuntukkan untuk orang orang berada yah ? Miris sekali mendengar perkataan itu, kata kata tersebut diucapkan dengan nada sedih dan pasrah akan pendidikan anaknya bukan marah atau rasa iri akan apa yang dimiliki orang lain.

Karena itu sungguh berterimakasih untuk Buku Montesorri di Rumah, Para Ibu dan Bapak dari berbagai kalangan kini dapat menstimulasi anak mereka dengan benda benda yang pada umumnya tersedia di rumah. Buku ini disambut dengan sharing sharing memberdayakan di Instagram dari beragam Ibu dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. Mereka berbagi, bergerak menjadi para edukator untuk buah hati masing masing dan menyebarkan apa itu Montessori.

Saya pribadi sudah merasakan manfaat buku ini, bonding dengan anak semakin baik, konsentrasi serta fokusnya juga meningkat pesat, kemandiriannya yang bikin saya terkagum kagum karena jujur saya baru mampu melakukan apa yang dia bisa mungkin di usia 2 kali lipat bahkan lebih dari Sam (gak pernah nyangka anak saya bisa menggunakan pisau dengan mahir, dari iris ketimun sampai belah semangka, jangan harap saya yang dulu mempercayakan anak saya menggunakan pisau, main adonan kue serta rebus spagethi sambil dijagain beda dengan memegang pisau. Dan saya baru megang pisau saat SMP bukan balita !!!!), bahkan cara saya memandang serta memperlakukan anakpun berubah. Tidak ada lagi ekspresi kecewa atas ketidak sempurnaan karyanya, atau saat dia tidak tertarik dengan kegiatan yang disiapkan, saya bisa menerima dengan tenang dan meletakkan kegiatan tersebut di tempat yang selalu dia lihat. Tidak pernah menyangka bahwa anak saya dengan semangat minta dibacakan buku buku yang menurut saya yang dulu isinya untuk anak SD besar atau SMP, tapi ternyata dia paham walau terkadang diselingi kepolosan ala balita,yah semua ini gara gara tagar #1000bukudalamlimatahun

Saya juga merasakan dukungan serta support dari para Mom di IMC bahwa saya tidak sendirian dalam mendidik anak karena memang tidak semua orang sependapat dengan metode Montesssori dan mempertanyakan manfaatnya. Berkali kali merasakan “AHA” momen, wah saya juga mengalaminya,” AHA” anak saya juga seperti itu, dan “AHA” “AHA” lainnya, yang bukan membuat saya berpuas diri tapi belajar bagaimana tips dan trik mengatasinya dari sharing yang dibagi, belajar juga akh ternyata selama ini saya yang ngaco pantesan jadi begini.

Sebagai penutup, saya pribadi dengan jujur setuju jika ada yang mengatakan Mom C itu adalah Kartini dan Ki Hajar Dewantara modern masa kini buat kami para orang tua bahkan untuk negara Indonesia, tidak hanya terhenti di satu buku, beliau bersedia berbagi kepada para orang tua dari berbagai kalangan bagaimana belajar Matematika dengan menggunakan metode Montessori dan bahkan akan ada lagi buku buku berikutnya…. Sungguh terimakasih sekali, dan terbayang entah beberapa tahun lagi atau mungkin segera, kita akan melihat anak anak Montessorian ini berkarya serta berkontribusi untuk lingkungannya dan negaranya 🙂 Itu hal terindah dari mendidik kan..