Dear IMC-ers, sudah beberapa hari terakhir belum ada artikel baru ya! hehe bukan karena kami tidak berkegiatan loh tapi karena beberapa hari ini saya sibuk memindahkan dan dalam proses merenovasi ulang website IMC. Banyak sekali kegiatan yang kami lakukan pada hari ini untuk kegiatan Indonesia Montessori Homeschool kami…mungkin didukung cuacanya yang mendung jadi lebih semangat ya! hehe tapi artikel kali ini bukan mengenai kegiatan C hari ini melainkan mengenai Britain’s Prince George yang berusia 2 tahun dan yang beberapa minggu lalu memulai perjalanan sekolahnya di Westacre Montessori Nursery School di Norfolk, England. Sebagai passionate Montessorians pasti kita semua turut excited dan senang ya, bagaimana tidak kalau calon penerus tahta kerajaan itu memilih untuk menghabiskan masa early childhood nya dengan pendekatan Montessori.

prince george montessori

Ternyata Prince George mengikuti jejak ayahnya Prince William , Duke of Cambridge yang juga Montessorians dan bersekolah di London Montessori School saat berusia 3 tahun. Selain itu ternyata Lady Diana yang adalah ibunda dari Prince William juga pernah mengajar di salah satu Montessori school, tidaklah heran kalau pilihan pendekatan yang beliau pilih untuk Prince William & Prince Harry pada saat usia dini adalah pendekatan Montessori.

“Education is a natural process carried out by the child and is not acquired by listening to words but by experiences in the environment.” – Maria Montessori

montessori di rumah

Why Montessori? menurut saya pribadi Montessori lebih dari sekedar “nama sekolah” , menurut saya pendekatan Montessori adalah pendekatan yang juga merupakan gaya hidup sehari-hari di rumah, cara kita menjelaskan suatu hal terhadap anak dan juga cara kita memandang suatu kegiatan dan cara kita mengobservasi anak serta menyiapkan kegiatan dan The Prepared Environment yang pas untuk si kecil. Menurut saya pribadi , metode ini memikat hati saya untuk diterapkan di rumah kami karena sangat cocok untuk anak usia dini. Dalam pendekatan Montessori diutamakan life skill / keterampilan hidup yang mendukung anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab , mandiri dan juga percaya diri. Selain itu konsep dan obersvasi doktor Maria Montessori mengenai Absorbent Mind sangatlah make sense dan banyak riset-riset terbaru yang mendukung pandangan Montessori tersebut salah satunya adalah riset mengenai anak usia dini yang dilakukan oleh Harvard University. Memang banyak sekali salah paham alias Montessori Madness yang termasuk Pro dan Kontra antara sebagian orang yang menyukai pendekatan ini dan yang kontra dengan apapun alasannya. To be honest, yang kontra biasanya belum memahami lanjut dan membaca serta mempelajari apalagi menghayati dasar-dasar pendekatan ini, adapun yang mengatakan “mahal” karena Montessori schools memang kadang identik dengan “sekolah mahal”. Nah kalau saya sendiri menjiwai, mempelajari pendekatan ini serta kami menyukai pendekatan ini karena terbukti “work” untuk C selain itu pendekatan inipun bisa dilakukan di rumah dengan The Prepared Environment yang mendukung , tetapi sebagai orang tua kita penting melakukan bagian kita yaitu memperdalam ilmu dulu…jadi bukan sekedar ikut-ikutan teman ya!

kegiatan life skills montessori

Dimanapun anak anda bersekolah, ataupun anda homeschool (sekolah di rumah) anda bisa mengkombinasikan berbagai pendekatan yang anda sukai. Kami menyukai kebanyakan pendekatan Montessori dan mengkombinasikan dengan Reggio approach juga. Selain itu kegiatan-kegiatan yang saya share di website IMC juga bisa dilakukan di rumah setelah pulang sekolah ataupun akhir pekan, saya jamin anak anda pasti suka! kegiatan Montessori Work terlihat sederhana tapi betul-betul bermakna dan berguna untuk si kecil. Berbagai contoh kegiatan dasar keterampilan hidup dapat IMC readers cek di sini.

“The environment must be rich in motives which lend interest to activity and invite the child to conduct his own experiences.” – Maria Montessori

Famous and successful people who were Montessori supporters & Montessori educated :

1. Peter Drucker, Management Guru
2. Larry Page, Co-Founder of Google
3. Sergey Brin, Co-Founder of Google
4. Jeffrey Bezos, Founder of Amazon.com
5. Mark Zuckerberg – the co-founder of Facebook was apparently educated at a Montessori school.
6. Bill Gates, founder of Microsoft
7. Katharine Graham, Owner/Editor of the Washington Post. “The Montessori method—learning by doing— once again became my stock in trade…” from Personal History by Katharine Graham
8. Jacqueline Bouvier Kennedy Onassis, Editor, Former First Lady
9. Sean ‘P. Diddy’ (formerly known as Puffy) Combs, RAP mega-star
10. Anne Frank, Author of The Diary of Anne Frank
11. Gabriel Garcia Marquez, Nobel Prize winner for Literature
12. Prince William and Prince Harry, English royal family
13. T. Berry Brazelton, Pediatrician and Author
14. Julia Child, Chef, Star of many TV Cooking Shows, and Author
15. Friedensreich Hundertwasser, Austrian painter and Architect
16. Elizabeth Berridge – actress
17. Kami Cotler – actress
18. Melissa and Sarah Gilbert – actors
19. David Blaine – a magician
20. Andrew Lloyd Webber and Hugh Grant, who both went to Wetherby, a Montessori school in London (the same school as Princes William and Harry)
21. Lea Salonga, from the O.B.Montessori Center, Phil. Inc., the famous Filipino singer and Broadway Actress. She is the star in the famous Broadway musical “Miss Saigon” and now “Cinderella” which is being shown in the Philippines stage.

montessori geografi

Selain itu pendekatan Montessori juga menganut prinsip “Follow the Child” yakni mengikuti dan mengobservasi ketertarikan setiap anak yang berbeda-beda . Tugas kita sebagai pendidik adalah mengetahui panduan tumbuh kembang anak dan observasi minat serta periode sensitif si kecil. Saat ini C sedang mengalami “sensitive periods” terhadap bahasa, ia menjadi lebih aware terhadap hal-hal di sekelilingnya yang berhubungan. Sensitive periods setiap anak berbeda, maka tidak bijaksana apabila kita membandingkan anak kita dengan anak lain, ingat periode sensitif anak terhadap suatu hal berbeda-beda ya bisa datang dan pergi kapan saja...so your challenge is to know “WHEN” and to maximize the opportunities when it comes 🙂

image

Suka sekali dengan pendekatan Montessori yang tidak mendasarkan kegiatan dengan motivasi berkompetisi melainkan kooperatif , selain itu di sekolah Montessori yang otentik biasanya kelasnya terdiri dari anak-anak dengan rentang usia yang berbeda. Di situlah anak dapat belajar bersosialisasi bukan hanya dengan anak sebaya, melainkan dengan anak yang lebih muda dan lebih tua juga.  Hal yang saya sukai lainnya karena berbagai aspek dikenalkan dari sejak dini dan kesannya pengenalan dan pada saat ini anak yang sedang menyerap segala sesuatu bagaikan spons akan menangkap segala sesuatu dengan senang hati, tanpa terpaksa dan dengan penuh keingintahuan. Dengan demikian diharapkan di masa mendatang si kecil ingat lagi apabila di hadapkan dengan materi tersebut. Suka sekali dengan pendekatan ini karena it is just make sense to me dari pertama saya bersekolah tentang Early Childhood Montessori Education sudah senang dan semakin senang dan excited begitu mendengar berita gembira bahwa Prince George juga akan menimba pendekatan yang sama, bagaimana tidak pastilah pihak kerajaan sudah membandingkan serta menilai dan mencarikan metode yang cocok dan diharapkan berguna untuk Prince George di kemudian hari. Yuk IMC readers, kita bisa mulai menerapkannya di rumah, have fun baca-baca 300++ artikel tulisan saya di IndonesiaMontessori.com ini ya! dijamin tidak akan menyesal and you will get wealth of information that is very useful for your very own children. Subscribe e-mail anda juga supaya tidak tertinggal artikel dan printable terbaru IMC ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.