Kalimat Negatif yang Harus Dihindari pada Anak Gifted :

Memang tidak mudah menjadi orang tua dan edukator…pasti kita secara ga sengaja pernah melontarkan statement demikian….tapi tujuan posting ini bukan untuk membuat kita semakin merasa bersalah huhu namun awareness dan membantu kita untuk lebih aware …anyhow I acknowledge jadi parents itu tentunya memiliki challenge sendiri apapun kondisi anak kita…whoosahh let’s give grace to ourselvess mommmiessss….

“Kenapa cuma segini nilainya? Kamu ‘kan pintar!” –>Memberikan tekanan berlebihan pada hasil, bukan proses.

“Jangan terlalu banyak bertanya, sudah ikut saja aturannya.” –>Menghambat rasa ingin tahu alami dan pemikiran kritis.

“Itu terlalu mudah buat kamu.” –>Membuat mereka meremehkan tantangan baru atau meremehkan usaha orang lain.

“Kamu harus selalu jadi yang terbaik.” –>Menciptakan tekanan yang tidak sehat dan rasa takut gagal.

“Ayo cepat, kamu ‘kan paling pintar di sini.” –>Membandingkan mereka dengan orang lain dan menciptakan ekspektasi yang tidak realistis.

“Itu ide yang aneh/tidak masuk akal.” –>Menyebabkan mereka ragu untuk berpikir di luar kebiasaan.

“Jangan terlalu serius, santai saja.” –>Mengabaikan intensitas emosi atau minat mendalam mereka.

“Kamu terlalu banyak membaca/belajar.” –>Membuat mereka merasa hobi intelektualnya tidak normal.

“Kenapa kamu tidak bisa seperti teman-temanmu yang lain?” –>Membandingkan dan membuat mereka merasa berbeda atau tidak cocok.

“Kamu tidak perlu usaha keras, kan sudah pintar.” –>Meremehkan pentingnya kerja keras dan ketekunan.

“Ini bukan waktunya main-main/berfantasi.” –>Membatasi waktu mereka untuk eksplorasi kreatif atau imajinasi.

“Jangan buang-buang waktu dengan hal itu.” –>Mengecilkan minat mereka yang mungkin terlihat tidak konvensional.

“Kamu kan sudah tahu itu.” –>Mengabaikan keinginan mereka untuk menjelajahi topik lebih dalam atau dari sudut pandang berbeda.

“Berhenti bertingkah seperti orang dewasa.” –>Menolak kematangan intelektual atau emosional mereka yang mungkin lebih cepat.

“Kamu terlalu sensitif.” –>Mengabaikan emosi mendalam yang sering menyertai kepekaan tinggi.

“Pintar saja tidak cukup.” –>Meskipun ada benarnya, bisa diucapkan dengan cara yang meremehkan bakat mereka.

“Kenapa kamu belum selesai? Ini kan gampang.” –>Membuat mereka merasa lambat meskipun mungkin sedang memikirkan solusi kompleks.

“Dulu saya juga pintar, tapi lihat sekarang…” –>Bisa menyiratkan bahwa kepintaran tidak menjamin kesuksesan, dengan nada pesimis.

“Kamu terlalu perfeksionis.” –>Meskipun bisa jadi tantangan, mengatakannya secara menghakimi bisa membuat mereka takut melakukan yang terbaik.

“Kamu hanya beruntung.” –>Meremehkan usaha dan bakat mereka.

“Ini tidak ada gunanya untuk masa depanmu.” –>Menutup kemungkinan eksplorasi di luar jalur akademis konvensional.

“Jangan terlalu banyak bicara, beri kesempatan orang lain.” –>Menghambat keinginan mereka untuk berbagi ide atau pengetahuan.

“Kamu harus mengikuti apa yang guru/orang tua bilang.” –>Membatasi kemandirian berpikir dan inisiatif.

“Itu bukan cara yang benar.” –>Mengabaikan metode berpikir atau belajar alternatif yang mungkin mereka temukan.

“Kamu sudah besar, jangan cengeng.” –>Mengabaikan kebutuhan emosional mereka, terutama jika mereka sangat sensitif.

“Jangan berharap bisa berhasil kalau cuma begini.” –>Menurunkan semangat dan kepercayaan diri.

“Pikiranmu terlalu rumit.” –>Menyiratkan bahwa cara berpikir mereka itu masalah.

“Kenapa kamu selalu berbeda?” –> Membuat mereka merasa terisolasi atau tidak normal.

“Kamu terlalu banyak berpikir.” –> Mengecilkan kapasitas mereka untuk analisis dan refleksi mendalam.

“Jangan membuang waktu dengan pertanyaan-pertanyaan itu.” –> Menghalangi rasa ingin tahu dan pencarian makna yang mendalam.

Menghindari kalimat-kalimat ini dan menggantinya dengan dukungan positif dan pemahaman akan membantu anak berbakat tumbuh menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan percaya diri.

Semangat semua!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published.