Tips Atasi Tantrum Pada Balita
Sejak menjadi seorang ibu, tentu anda akrab dengan berbagai istilah yang sebelumnya mungkin jarang anda dengar semasa gadis dulu ya. Mulai dari MPASI, bedong, empeng, sufor, hingga tantrum. Banyak aja ternyata hal-hal yang musti dipelajari yaaa…whoossahhhh…hehe ternyata jadi Ibu itu ga semudah yang saya bayangkan (entah apa coba bayangan saya dulu…)
Apa reaksi anda nih jika mendengar kata tantrum hayo 😁? Mungkin dalam hati anda langsung bilang :
“Duh…anakku nih suka tantrum.”
Apa sih yang disebut dengan tantrum dan bagaimana ya sikap kita sebaiknya saat si kecil tiba-tiba tantrum? Moms, sebetulnya menurut kamus, tantrum adalah luapan kemarahan atau kekesalan yang bisa terjadi pada siapa saja. Uhuyyy, to be honest bisa terjadi pada kita juga dong ya…hahahahahaa kalau saya sebutnya mommies meltdown….
Ahaha, saya share sedikit banyak penyebab Mommies meltdown saya sendiri di buku kedua saya Real Mom Real Journey…. intinya sebagai Ibu kita juga perlu makan, mandi, minum, istirahat…kalau kita sendiri kurang..hiksss lebih sensitif ke Mommies meltdown. And then…the NON-parents dengan mudahnya mungkin berpikir “ahaaa, kalau aku jadi dia sih aku ga akan kayak gitu dll…” oh well, menurut saya tunggu dulu waktu tayangnya hixx…seperti dulu saya pernah “mengeluh” saat ada saluran ASI yang terblokir hahahaa lalu non-parent bilang “Ya udahlah, something that does not kill you, will only make you stronger..” Ceilaaaaahhhh, yea rite! >_< hahaa udah udah , bumil jadi ngalor ngidul as usual…haha milenial moms kadang juga suka cari pembenaran. Kalau baby boomer Moms tuh bilang “sudah naluriah dan semestinya demikian Vina, Mami aja melahirkan 4 anak ga pakai epidural, itu naluriah kok wajar aja, well kecuali adik ke 4 karena plasenta previa jadi terpaksa mami di operasi…tapi semua mami jalankan dengan senang dan ga sakit kok” Ok deh Mi… -__-
I love you so much kok meski ide “motherhood” mu itu kemartir-martiran…hahahaha
Balik lagi ke tantrum pada anak usia dini, berhenti membahas pembenaran diri tantrum para Ibu ..hahaha..Namun hal ini seringkali dilakukan oleh anak usia 18 bulan hingga tiga tahun, namun ada juga yang dialami anak usia 5-6 tahun. (Whoossaahh ajaib nya C dulu menurut saya so sweett sampai menjelang usia 4 baru loh tantrum-tantrum…haaaaaaa..ya udah sabar, tabah dijalanin aja yaaaa…)
Ada banyak perilaku yang ditunjukkan masing-masing anak saat tantrum lho. Ada yang berguling-guling di lantai, ada yang berteriak kencang-kencang, bahkan ada juga yang menangis meraung-raung. Semua perilaku ini ditunjukkan di depan anda maupun orang lain. Jika sudah begini, seringkali kesabaran kita sebagai orangtua memang benar-benar diuji deh. Apalagi kalau tantrum yang dilakukan si kecil diperlihatkan di hadapan keluarga besar atau teman-teman anda baik di dalam maupun di luar rumah kita. Sudah pasti hal ini membuat anda gemas dan ingin ikut-ikutan marah kan?
Tapi solusinya tentu gak gitu ya moms. Ada tips lain yang bisa kita tiru sama-sama nih. Silakan dicoba ya!
- Tetaplah tenang walaupun hati anda pastinya kesal ya. Sikap cuek untuk sementara waktu biasanya akan membuat anak anda lama kelamaan akan diam dengan sendirinya kok.
- Saat anak tantrum karena keinginannya tak dipenuhi, usahakan selalu bersikap konsisten dan tegas ketika menyatakan ‘tidak’. Gunakan kalimat positif seperti “Adek boleh makan kue tart itu nanti ya setelah kamu habiskan makan siang dulu.”, misalnya saat ia merengek-rengek minta kue.
- Alihkan perhatian si kecil saat tantrum. Berikan ia sesuatu yang merupakan benda favoritnya seperti mainan atau makanan kesukaannya. Dengan demikian ia akan melupakan tantrumnya.
- Jangan melawan tantrum dengan tindakan kekerasan seperti menjewer, mencubit, atau memukul. Peluk si kecil dan tenangkan dirinya dalam pelukan anda.
- Setelah tantrumnya selesai, tanyakan baik-baik alasannya bersikap seperti itu dan beri penjelasan dengan bahasa yang ia mengerti bahwa ia tak boleh melakukan itu lagi. Berikan pujian atau reward jika ia bisa mengontrol emosinya.
- Dan kalau kelihatanya memang si kecil capek banget dll, langsung aja pulang Moms. Boyong anak anda dan pamit “byeee” ke yang lainnya…atau setidaknya amankan anak , gendong, bawa ke tempat lebih sepi.
Jujur ya ini menguji banget sih, ada kalanya saya bisa bersikap langsung bawa C dari tempat kejadian hahahaa..tapi ada kalanya hati ini masih setengah ingin ikutan acara..(tuh mommy emang juga suka gitu deh, ada maunya jugaaaa…ya manusia juga kan…) tapi betul deh, biasanya di bawa ke tempat lain it helps. Ini menjadi challenge saya juga sampai saat ini, di mana saya terheran-heran waktu C usia 2-3 tahun saya hampir ga pernah mengalami begini loh, justru ketika menjelang 4 tahun (setelah pindahan dari Amerika ke Singapura) dan sekarang kadang saya perhatikan kalau C lelah, ngantuk, ataupun lapar dan ga enak badan, banyak perubahan dalam kehidupan anak kadang bisa gini hixx….it is a process ya, menurut saya sih suatu fase yang pasti akan dilalui hampir semua anak hehehe ( or semua orang tua!) Semangat yaaaaaaaaaa!!!!
Aww.. thank you for your sharing.. kadang waktu tantrum bikin malah jd emosi, tapi berusaha diem, sampai dia tantrum nya selesai.. huhu..
Terus belajar dan berusaha jadi mama yg baik..