Jakarta, 24 Desember 2019
Menjadi Ibu adalah sebuah pilihan. Pilihan yang akan dipertanggung jawabkan. Maka apapun profesinya, profesi menjadi Ibu yang Profesional haruslah dijalankan oleh setiap perempuan yang menjadi Ibu. Layaknya profesi lain selain menjadi seorang Ibu, ada saatnya dimana jenuh, lelah melanda. Hal itu adalah normal. Bagian terpentingnya adalah bagaimana Ibu mensiasati hal tersebut.
Semenjak memutuskan menikah dan punya anak, saya melengkapi diri dengan ilmu baru, yaitu parenting. Di tahun 2013 saya menemukan akun @indonesiamontessori di instagram. Saya merasa cocok banget sama akun ini, karena ilmunya bisa dipraktekkin oleh saya dan anak saya juga suka. Saya selalu ikutin postingannya setiap hari, kalau ada yang terlewat saya buka akunnya. Saya juga ikut challengenya. Saya semangat sekali mengikuti challengenya karena anak saya suka. Setelah terbit buku
Montessori Di Rumah (@montessoridirumah), semakin memudahkan saya sehingga tinggal lihat di bukunya saja sudah lengkap, langkah-langkahnya juga sangat jelas dan sistematis sehingga tidak perlu lagi menyambung internet dan tidak perlu membuka laptop/hp juga.
Montessori Di Rumah membuat kami selalu berkegiatan setiap harinya dan sampai sekarang yang saya rasakan anak saya yang pertama,
6 tahun, selalu mau berkegiatan di kehidupan nyata, tidak terlalu menyukai gadget. Dan ada saja yang dia lakukan meskipun sekarang kegiatan sudah tidak perlu saya siapkan lagi, anak saya sudah tau apa yang harus dia lakukan, bagaimana melakukan kegiatan tersebut, dan apa yang perlu dia siapkan, seperti mencuci sepeda apabila sudah kotor setelah dia pakai bermain, membuat roti/jus sendiri, membuat sesuatu dengan stik es krim dengan amplas, dll. Yang membuat saya sedikit down ketika berkegiatan
adalah keterbatasan persiapan saya. Maksudnya, untuk berkegiatan besok, setidaknya saya harus siapkan hari sebelumnya. Namun, ketika saya sedang banyak kerjaan, sedang lelah, persiapan saya agak kurang bahkan pernah ga ada persiapan sehingga hasilnya tidak maksimal seperti yang diharapkan.
Saya mulai menerapkan Montessori Di Rumah sejak tahun 2013, saat pertama kali menemukan akun @indonesiamontessori dan saat anak pertama saya umur 3 tahun. Sekarang, anak kedua saya, saya
menerapkan Montessori Di Rumah sejak dia bayi. Dampaknya pun sangat signifikan kepada anak kedua saya, yaitu anak saya yang kedua senang berkegiatan dan mempunyai inisiatif bermain sendiri apabila dia sudah selesai berkegiatan dan saya mempunyai hal lain yang mendesak untuk dikerjakan. Menyiapkan kegiatan Montessori butuh persiapan. Bukan persiapan yang rumit, namun sediakan waktu untuk berpikir besok mau kegiatan apa, manfaatnya apa kegiatan ini, tujuan berkegiatannya apa,
bagaimana langkah-langkah berkegiatannya, alat-alatnya apa saja, bagaimana membicarakan ke anak agar anak mau mengikuti kegiatan yang kita siapkan, apabila anak tidak mau apa yang harus Ibu lakukan, kira-kira anak mau berkegiatan apa. seperti apa memberikan apresiasi apabila anak mau berkegiatan agar anak merasa dia telah berhasil melakukan kegiatan tersebut. Alat-alat peraga Montessori tidak harus sama persis dengan standarnya. Ibu bisa sesuaikan dengan kondisi di rumah. Membuat alat
peraga Montessori juga banyak dilakukan oleh ibu-ibu lain (bisa dilihat di instagram ibu-ibu lain yang berkegiatan).
Apabila mau sama persis juga lebih baik. Di bawah ini, saya berikan contoh kegiatan Montessori Di Rumah yang saya dan anak saya praktikkan.
Nama Aktivitas : Menyiapkan Meja Makan
Alat : Alas piring, piring, alas gelas, gelas, sendok, garpu
Tujuan langsung : Mengajarkan kepada anak bagaimana cara menyiapkan meja makan
Tujuan tidak langsung :
Meningkatkan keteraturan, kemandirian, kemampuan motorik,
menguatkan otot tangan dan jari, kerjasama dengan orang-orang rumah,
perhatian terhadap lingkungan rumah, dan estetika.
Kontrol kesalahan : Directress/Orangtua
Usia : 4 tahun ke atas
Presentasi : – Directress menunjukkan alat-alat makan, kemudian ia mengenalkan alat
Alat yang dibutuhkan:
- Directress menunjukkan cara meletakkan alas piring dan alas gelas
- Directress menunjukkan cara meletakkan piring di atas alas piring,
gelas di atas alas gelas, sendok dan garpu di atas piring. - Directress menanyakan apakah sudah paham da nada tidak hal yang
ingin ditanyakan. - Directress meminta anak untuk melakukannya sendiri.
- Presentasi dilakukan dalam diam.
Variasi : Menyiapkan meja tamu, meja belajar, dan tempat tidur.
Anak saya yang pertama sangat menyukai olahraga sepeda, renang, dan memanah. Dia bisa sepeda sejak usia 3 tahun. Pertama latihan dengan sepeda balance bike. Renang bisa diumur 4 tahun. Memanah diumur 5 tahun. Semua latihan ini juga berdasarkan prinsip Maria Montessori, yaitu follow the child.
Sejak bayi kedua anak saya juga saya suka bacakan buku cerita dengan metode Indonesia Montessori,
yaitu Read Aloud, sehingga anak saya yang pertama bisa baca dengan sendirinya. Saya juga mengikuti
challenge 1000 buku di 3 tahun pertama. Ketika anak saya memasuki sekolah dasar, anak saya dikelompokkan ke bagian anak-anak yang kemampuan membacanya untuk ditingkatkan ke literasi, yaitu
memahami isi bacaan, tidak di bagian yang belajar membaca. #IMCMomSharing
Imagination does not become great until human beings, given the courage and the strength, use to create. -Maria Montessori-
Our care of child should be governed, not by the desire to make him learn things, but by the endeavor
always to keep burning within him that light which is called intelligence. –Maria Montessori-
Never help a child with a task at which he feels he can succeed. –Maria Montessori-
The greates sign ofsuccess for a teacher is to be able to say, “The children are now working as If I did not
exist. –Maria Montessori-
Terima kasih Vina. Sukses selalu untuk Vina dan keluarga!
Love,
Lala
Kegiatan mom Lala , Faiz (6 tahun) dan Faliha (2 tahun) dapat mom intip di @lala.amalia.1 ya!!! #MontessoriWithIMC #IMCMomSharing