Dear IMC Moms & kids, kali ini saya ingin sharing tentang menciptakan suasana rumah untuk menerapkan @montessoridirumah yang kaya akan literasi. Seperti apa ya kira-kira?
Ada berbagai pro dan kontra di luar saat kita seakan-akan put effort untuk mengenalkan anak pada hurur, buku, dll…. ada kubu yang berkata seharusnya membaca itu diperkenalkan saat anak sudah berusia Sekolah Dasar…ada pula kubu yang mengatakan bahwa anak bayipun bisa membaca….yang mana yang betul? hal ini selalu menjadi perdebatan ga hanya di Amerika namun juga di Indonesia hehehehe….kalau saya pribadi saya memang bukan tipe orang yang mudah “buy” the ideas… maksudnya kalau ada seseorang yang menawarkan saya , menjamin saya bahwa anak akan dapat baca dengan cara bla bla bla…saya mungkin akan banyak berpikir dan menimbang-nimbang banyak sekali faktor.
Bukan saya tidak merasa semua ide dan pemaparan orang tersebut salah, saya yakin selalu saja ada hal dan bagian yang kita pelajari dari apapun itu, dari manapun itu . Ya kan?
Nah, daripada saya sibuk membicarakan berbagai kubu wkwkwkwwkw di waktu saya yang sangat singkat ini menunggu anak-anak bangun …saya share langsung aja pandangan pribadi saya.
Menurut pandangan saya, baca dan tulis itu sebetulnya hal naluriah dalam diri seseorang. Semakin banyak saya membaca dan melakukan riset saya percaya bahwa time table setiap orang berbeda-beda. Maka, ga relevan dong ya kalau mengatakan oh yaaaaa…untuk semua orang billions people ….COCOKNYA belajar baca dan baru bisa baca let’s say usia 10 tahun. Intinya ga one size fits allllllll gitu loh. Lalu apakah bisa baca semakin cepat lebih baik? menjamin anak akan seterusnya suka membaca? apakah masih perlu bisa baca? kan banyak hal-hal lain alat bantu yang dapat digunakan untuk anak belajar. Banyak aja yah yang mau dibahas, liat deh ya keburu ga 15 menit ini…kalau ga ya berlanjut di artikel selanjutnya.
Sebelum mulai mengupas lebih jauh lagi, hal yang utama dan terutama dalam pendekatan Montessori adalah The Prepared Environment. Maksudnya, suasana kondusif yang diciptakan oleh orang tua di rumah sehingga anak akhirnya tertarik melakukan kegiatan-kegiatan yang positif yang telah disediakan. Seperti apa ya The Prepared Environment Montessori khususnya dalam area bahasa , bagaimana menciptakan rumah yang kaya literasi?
Corner Baca
Anda dapat menyiapkan sudut baca ataupun ruang khusus di mana di dalam ruangan / sudut tersebut anak dapat memilih sendiri buku-buku yang telah disusun dengan rapih. (Hmm, ya kadang diakui kurang rapih…tapi selalu diusahakan hehehe)
Monkeys See, Monkeys Do!
wkwkwkw, bukan jadi monkey ya Mom, maksudnya kalau kita ingin anak menghargai, menaruh respek pada kegiatan membaca dan menulis…ya baiknya kita sebagai orang tua di rumah (juga suami) memberikan contoh. Ketika anak usia dini sering melihat orang tuanya membaca menggunakan buku, majalah, koran, dll (e-book & web ya boleh tentunya tapi anak usia dini kan melihatnya kita lagi baca HP wkwkwkwkwk…jadi diimbangi.) ok, back to that, ketika anak usia dini melihat orang tua membaca mereka akan ingin melakukan hal yang sama.
Read Aloud
Bangun kecintaan anak pada kegiatan membaca sejak dini . Yes, sejak di kandungan dan sejak lahir. Buku sederhana pun dapat mengajak si kecil berkenalan dengan hal-hal baru. Untuk anak yang sudah lebih besar dan sudah bisa baca sendiri, read aloud juga masih berguna loh! mengapa? karena saat kita membacakan buku secara nyaring kepada anak-anak pastinya kita juga membuka dialog baru dengan anak, ya kan? ada hal-hal yang kalau anak baca sendiri mungkin tidak atau belum sepenuhnya ia mengerti maknanya.
Beri Label
Nah, untuk anak-anak balita anda dapat menciptakan rumah kaya literasi dengan memberi label terhadap benda-benda yang kerap ia gunakan sehari-hari. Misalkan rak baju , dapat kita tempeli label “Baju” ”Celana”, dll. Begitupula alat-alat di dapur dapat kita tempeli label ”Kulkas” ”Microwave”, dll.
Ajak ke Perpustakaan dan Toko Buku
Wihihi , when in doubt just go to book store or library! di sana ada banyak sekali buku yang dapat si kecil pinjam ataupun beli (kalau di toko) dan tentunya banyak variasi yang juga dapat membuka wawasan si kecil.
So , yeah tahap awal dan utama ”baca dan tulis” sebetulnya adalah menciptakan rumah kaya literasi. Saya selalu percaya belajar apapun dengan cara yang natural akan membuahkan hasil yang baik. Di artikel lanjutan saya akan share lebih banyak lagi tentang journey literasi saya dan C1C2 ya! #MontessoriWithIMC
Aku menerapkan gerakan suka buku di rumah, dan ya, rumahku penuh banyak buku anak dan huruf dan angka, dan ya aku suka mengajak mereka melihat buku. Pada awalnya keberadaan buku membantu anak untuk belajar sensory juga, touch, feel, hold, stack, isinya bisa buat pengenalan benda ( di mana huruf dan angka aku kategorikan sebagai benda), kemudian menciptakan ide bahwa ada aktivitas yang namanya baca buku.Kapan anak sebaiknya diajarin baca?, sesiapnya dan setertarikan anak saja, tetapi diusahakan setiap hari dikenalkan satu tulisan atau satu kata. Buku tidak harus selalu tentang membaca huruf tetapi terkadang lebih banyak membaca gambar dan mengimajinasikan gambar atau cerita. So, I agree with you, tentang ide rumah literasi. Nice Sharing
Thank you for sharing mom. Saya suka sekali dengan pemaparannya. Tidak mendiskreditkan tapi memberi solusi. Keep inspiring, mom.