Berbagai Kegiatan Pengasahan Motorik Halus Anak Usia Dini
Dear IMC-ers, kali ini IMC akan mengulas berbagai aktifitas montessori-inspired yang bisa IMC-ers praktikan di rumah dan kebanyakan menggunakan benda-benda yang mudah didapat atau ada di sekitar kita. Seperti kita ketahui fine motor skill (motorik halus) adalah koordinasi dari pergerakan otot-otot halus yang meliputi sinkronisasi antara tangan da jari-jari dengan mata (koordinasi mata dan tangan). Yuk intip 5 kegiatan favorit C yang sangat seru dan bermanfaat bagi perkembangan C , kebanyakan dari kegiatan ini adalah kegiatan kurikulum keterampilan kehidupan (practical life) dari pendekatan Montessori.
1. Menumbuk berbagai jenis bumbu dan makanan yang ada di dapur.
Menumbuk terlihat mudah bagi kita orang dewasa, tetapi bagi anak usia dini hal ini mungkin masih terlihat challenging. Kegiatan satu ini jarang ditolak oleh anak usia dini dan cocok dipraktikan untuk anak usia 2.5-6 tahun dan tentunya dengan pengawasan penuh ya.
2. Transfer Cairan Menggunakan Eyedropper.
Kegiatan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan serta motorik halus yang lebih kompleks, kegiatan ini sangat berguna untuk berlatih menulis di kemudian hari dan mengasah pincer grasp anak. C paling suka kalau diberi invitation to explore dengan eyedropper dan cairan warna-warni, bisa lama sekali bolak balik mindahin cairan tersebut dari satu wadah ke wadah lain.
3. Transfer Menggunakan Tong / Tweezer.
Kegiatan ini bisa dicoba untuk anak usia 2 tahun ke atas, mungkin pada awalnya si kecil belum terbiasa menggunakan tong/tweezer, tetapi lama kelamaan refleks nya akan semakin baik dan akan lancar transfer menggunakan tong/tweezer. Patut diingat untuk menggunakan tong / tweezer dengan ukuran yang sesuai dengan jari anak (ukuran kecil).
4. Meronce Pasta Menggunakan Pipecleaner.
Meronce dapat menggunakan berbagai bahan yang sudah ada di rumah, mulai dari tali sepatu , pipe cleaner, benang wol, dll. Pada awalnya C masih canggung saat meronce, setelah disiapkan undangan untuk mencoba lagi dan lagi akhirnya C tertarik dan mahir juga. Perlu diingat untuk tidak memaksakan ketertarikan anak pada saat tertentu, siapkan saja dan biar ia melihat tray yang sudah disiapkan dan pada saat ia memberi sinyal tertarik untuk mencoba, sambutlah dengan antusias dan suportif.
5. Menyemprot Menggunakan Botol Semprotan.
Kegiatan sederhana ini ternyata diminati anak usia dini, selain seru semprot-semprotan air kegiatan ini juga sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan motorik halus si kecil. Pada awal usia 2 tahun C masih kesulitan untuk menggunakan botol semprot ini padahal momC sudah belikan yang ukurannya kecil. Baru-baru ini memasuki 2.5 tahun saat momC invite untuk main lagi, langsung bisa dan lancar. Yang terpenting sebagai orang tua kita tidak perlu panik kalau mendengar si B sudah bisa “transfer dengan tweezer” tapi anak anda belum mahir. Tidak ada gunanya membanding-bandingkan kemampuan si kecil. Tidak ada yang perlu di pamerkan dan tidak ada yang perlu dijadikan tekanan juga, semua dalam tahapan ini adalah tahapan mengasah dan stimulasi sebaik mungkin yang bisa kita berikan untuk buah hati masing-masing. Bisa berhitung 1-100 pada usia 2 tahun, tidak menjamin kebahagiaan dan kesuksesan di kemudian hari , sedangkan belum mahir berhitung 1-100 di usia 4 tahun, tidak juga menjadi jaminan nantinya tidak bisa mengikuti kegiatan akademis. Tugas kita sebagai edukator adalah observasi dan melihat kelebihan si kecil juga serta observasi hal-hal dimana si kecil belum mahir. Di situ lah anda bertugas untuk menstimulasi si kecil. Daripada capek-capek banding-bandingin kemampuan anak, lebih baik singsingkan lengan untuk mengajak si kecil beraktifitas. Nanti buahnya anda dan si kecil yang petik juga 🙂
Yuk coba!
MomC keren… saya sangat terbantu mom , makasih infonya
Sama2 mom makasih yaaa 🙂
Makasih mom C,idenya keren2 mom,saya sangat terinspirasi sekali setelah melihat ig & webnya Indonesia Montessori….