Halo mommies gimana kabar hari ini? Mumpung agak longgar, saya mau berbagi cerita dan tips nih soal mendisplinkan anak.
In my humble opinion nih mom, saya nggak setuju nih kalau ada orang yang bilang “Ah, biarin kan masih anak-anak” atau “Kasihan ih masih kecil udah dilarang-larang” dan kalimat-kalimat lain semacam itu lah ya…
Menurut saya, justru mumpung masih kecil, inilah saat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai baik buat anak. Soalnya ketika mereka tumbuh, sebenarnya mereka itu tumbuh membawa nilai-nilai yang mereka lihat, mereka lakukan, mereka dengar sehari-hari.
Dan menurut pengalaman, jauh lebih mudah minta anak untuk merapikan mainan ketimbang ingetin bapaknya untuk mengembalikan handuk ke tempatnya lho, mom. Hahahaha ada yang senasib sama saya nggak nih?
Nah, itulah alasan kenapa saya mulai ajarin anak-anak untuk disiplin sejak mereka masih kecil. Harapannya supaya nanti mereka tumbuh jadi pribadi yang ‘ngerti’ soal tanggung jawab, empati, sekaligus bisa merasakan manfaat disiplin di hidup mereka nanti.
Berikut ini adalah beberapa cara yang saya lakukan untuk melatih kedisiplinan anak-anak saya. Semoga bisa menginspirasi ya!
1. Bedakan Tegas dan Keras
Nah, ini poin pertama yang mesti orangtua lakukan sebelum memulai. Kalau ngomongin soal kedisplinan kok kadang konotasinya kejem banget gitu ya, mom. Identik dengan hal-hal yang galak, mengekang, dan sebagainya. Padahal disiplin itu baik banget buat masa depan anak.
Supaya anak-anak disiplin tentu orangtua perlu bersikap tegas. Tapi sebelumnya bedakan dulu nih antara sikap tegas dan keras.
Contohnya sehabis keluar rumah, saya selalu ingatkan anak-anak untuk kembalikan sepatu ke tempatnya terus cuci tangan. Saya ulang-ulang itu terus sampai akhirnya mereka tahu kalau abis main di luar tuh harus begini begitu.
Sementara kalau keras itu lebih mengarah ke hal-hal yang menggunakan kekerasan verbal maupun non-verbal gitu, mom. Mukul, memaki, dan sejenisnya. Jadi…. tegas dan keras itu SA-NGAT BER-BE-DA yah!
2. Selalu Konsisten dan Jangan Buat Standar Ganda
Sejak awal, saya juga biasa membuat aturan main nih, mom. Misalnya soal screen time.
Bagaimanapun saya paham kalau anak-anak generasi alpha tuh emang anak digital banget. Saya pun sesekali kasih mereka kesempatan buat nonton YouTube. Tapi…. ada batasnya.
Selewat itu, sudah ya sudah. Mau merengek kaya apa kalau waktunya sudah habis ya cukup.
Aturan ini udah kami sepakati dengan anak. Jadi mereka juga tahu sampai mana batasan dia boleh atau nggak boleh.
Nah, orangtuanya juga mesti konsisten. Jangan hari ini nggak boleh, eh besok boleh. Kalau muncul standar ganda kaya gini, mereka jadi bingung dong.
3. Ajarkan dengan Sabar, Sabar, dan Sabaaaar
Membesarkan terrible two dan threenager secara bersamaan, emang sesuatu banget buat saya, mom. Tantangannya luar biasa, begitu juga bahagianya.
Sejak awal pun saya selalu lower my expectations. Soalnya kadang yang bikin orangtua cepet naik darah tuh karena ekspektasinya sendiri. Berharapnya sekali dikasih tahu anak langsung nurut.
Ya mau bangeeeet sih kalau bisa gitu haha. Tapi yuk cek cek kenyataannya HAHAHA.
Mungkin ini mulut mesti berbusa dulu untuk ingetin mereka, ajarin mereka, dan mendampingi mereka. Kuncinya adalah sabar, sabar, dan sabaaaaaar yang banyak. Kalau kita terus konsisten, akan ada momen dimana anak-anak ini akhirnya melakukan itu semua tanpa disuruh. Percaya deh!
4. Ajarkan Batasan-batasan
Nah, ini juga…. Bahkan sejak hamil anak-anak saya juga selalu berdoa mom supaya anak-anak saya selalu dijauhkan dari bahaya dan juga tidak membahayakan orang lain.
Dalem banget yaaa mom doanya. Hehehehe.
Pada prakteknya, saya coba mengaminkan (sendiri) doa itu lewat cara mengajarkan batasan-batasan pada anak.
Kenapa sih kok jam 8 udah harus bobo, kenapa sih kalau makan mesti duduk, kenapa kalau main di taman mesti gantian dengan orang lain, kenapa kok haru sabar antre, dan sebagainya.
Bukan berarti saya ngelarang mereka melakukan ini itu. Sebab saya paham betul fitrah mereka sebagai anak-anak adalah untuk bermain dan bereksplorasi. Tapi itu tadi tetap tahu batasan… Balik lagi mom supaya selalu dilindungi dari bahaya dan tidak membahayakan orang lain.
5. Tunjukkan dengan Contoh, Ini Kuncinya!
Last but not least, cara paling ampuh melatih kedisiplinan adalah dengan memberikan contoh!
Bangun jam 6, rapikan tempat tidur, siap-siap mandi, terus sarapan baru boleh ambil mainan. Itu aturan pagi hari di rumah saya biar nggak terjadi huru-hara di pagi hari~~~
Sampai akhirnya aturan itu berhasil diterapkan, orangtua harus konsisten juga memberikan contoh. Masa minta anak bangun jam 6 tapi orangtuanya bangun jam 9? Hihihi
Masa minta anak ngerapiin mainan, tapi orangtuanya kalau naruh sepatu sembarangan. Nah, hal-hal kecil seperti ini juga mesti diperhatikan banget. Soalnya anak-anak itu meskipun kelihatannya diam dan gak merhatiin, tapi mereka itu awas banget. Daaaan sungguhlah mereka peniru yang hebat.
Jadi kalau ada peribahasa guru kencing sambil berdiri, murid kencing sambil berlari. Itu mah bener pake banget banget.
Nah, ini adalah beberapa cara yang saya lakukan untuk melatih anak supaya disiplin. Memang proses yang panjang tapi kalau nggak dimulai dari sekarang, mau nunggu apa lagi sih?