Doktor Maria Montessori mengamati dan menyimpulkan bahwa konsep matematika merupakan konsep yang abstrak terutama bagi anak usia dini. Dalam pendekatan Montessori, konsep abstrak dari matematika dibuat senyata mungkin untuk anak. Semakin dini usia anak, maka semakin nyata kegiatan yang disiapkan untuk mengenalkan konsep numerik dasar. Awalnya pengenalan terhadap konsep dilakukan mulai dari yang paling konkret dulu baru lama kelamaan beralih ke lebih abstrak, mulai dari yang paling simpel baru beralih ke yang lebih kompleks.
Pada saat ini C berusia 2.5 tahun, so far pengenalan terhadap kemampuan numerik yang MomC siapkan adalah seperti belajar mengelompokan benda berdasarkan warna , mengelompokan benda berdasarkan bentuk, dan juga akhir-akhir ini mulai beranjak ke penggunaan Bead untuk mengasosiasikan numerik di sandpaper number (huruf bertekstur) dengan Beads.
Dengan meraba Sandpaper Number , anak dapat mengasosiasikan numerik yang ada dengan konsep kuantitas. Anak akan mengerti konsep bahwa 2 itu lebih sedikit dari 5. Sehingga si kecil tidak semata-mata mengenal “nama” seperti 1,2,3,4,5 dst melainkan dapat merelasikan dengan kuantitasnya.
C diminta untuk menyusun Bead menjadi seperti tangga (Bead Stair). Baru-baru ini saja C mulai tertarikĀ dengan kegiatan ini , bahkan C membuat MomC surprised juga dengan menunjukan “eleven” ke MomC minggu lalu!! padahal selama ini beads yang saya perkenalkan adalah 1-10 dulu. Selain itu saya juga tidak menekankan C untuk menghafal 1-100 dsb…menurut saya dan juga metode Montessori tentunya, hal itu otomatis mudah dicerna si kecil apabila ia sudah mengerti dan paham betul konsep dasar kuantitas dan relasi nya dengan numerik š
Doktor Montessori menyimpulkan bahwa anak-anak yang mengerti betul konsep kuantitas dan relasinya dengan 1-10 nantinya akan dapat dengan mudah mengerti konsep ratusan bahkan ribuan. Jadi Mommies, Daddies, bila si kecil saat ini bisa berhitung 1-9 nantinya setelah konsep betul-betul dimengerti betul, berhitung 10-90 itu bukanlah hal yang sulit/ mustahil. Bahkan bisa dibilang otomatis dan menjadi mudah bagi si kecil. Sensitive Period untuk mengenalkan konsep matematika terjadi pada saat anak kurang lebih berusia 0-6 tahun, dimana anak-anak akan jauh lebih mudah menangkap konsep ini dan dengan senang hati tanpa beban dapat menyerap konsep-konsep dasar ini dengan baik.
Pertama-tama C memanggil saya “Ini berapa Mommy?” saya jawab ” sepuluh ” . Terus C tanya lagi “yang ini berapa mommy?” (Sambil nunjuk menekankan yang 1 bead itu). Ya saya jawab : “satu”. Saya jawab santai-santai aja soalnya dia lagi asik sendiri…eh tiba-tiba C membuat saya tercengang dia katakan ” THIS IS ELEVEN! “ Tentu aja MomC jadi kaget bercampur senang, kok tahu ya 10 dan 1 itu 11 huaaaa…makin suka dengan pendekatan Montessori yang ga maksain anak tapi anaknya nangkap ide nya!
Selanjutnya MomC juga sediakan kegiatan mencocokan puzzle kayu dengan beads nya….yang disambut sangat antusias oleh C.
Setelah C memasang Puzzle nya, ia juga mencocokan beads yang sesuai dengan jumlah lubang di puzzle tersebut. Bahkan diulang 3 kali š
Maria Montessori believed that all humans are born with a āmathematical mindā. From the beginning, the students are introduced to mathematical concepts in concrete form.
āIn our work, therefore, we have given a name to this part of the mind which is built up by exactitude, we call it the āmathematical mindā (The Absorbent Mind, 17, 169). Montessori emphasized the importance of this concept in relation to the childās developing views toward the study of mathematics. She proposed that the introduction of mathematics during the period of the absorbent mind (0-6 years) enables the child to form positive associations with numbers which can be carried on throughout life. Montessori expands, āThe results we obtain with our little ones contrast oddly with the fact that mathematics is so often held to be a scourge rather than a pleasure in school programs. Most people have developed āmental barriersā against it. Yet all is easy if only its roots can be planted in the absorbent mindā (The Absorbent Mind, 17, pg. 170).
Selanjutnya akan MomC bahas mengenai alat peraga Number Rods dan juga cara membuat beberapa alat peraga Matematika di rumah, untuk mendapatkan notifikasi email terbaru dari Indonesia Montessori , silahkan masukan email anda di kotak oranye di atas dan verifikasikan email anda.Ā
Yuk dicoba!
Mommy C, kapan kita mulai bisa memperkenalkan konsep relasi tersebut? Qila baru 18mo, saat ini masih belajar warna karena kulihat dia belum paham jenis warna (even warna dasar tiga). Bisakah saat bermain kita sambil memperkenalkan konsep relasi tsb? Misal mengelompokkan items per warna sambil kita bilang 1, 2, dst.. Apakah anak akan bingung dengan double konsep spt itu?
Mungkin kalau awal sekali baiknnya 1 hari per warna dulu Mom…seperti mom cek di kegiatan yang momC selenggarakan di Indonesia Montessori Challenge…katakan hari ini Mom Ratih ingin perkenalkan warna merah? nah kumpulkan semua benda berwarna merah di rumah berikan info tersebut ke si kecil dan katakan ” Ini warna merah” . Udah ga usah di tes…sekedar informasi aja ….nanti besok2 warna lain lagi..nah kalau Mom lagi jalan-jalan dan lihat ada benda tertentu yang menarik perhatian si kecil, infokan lagi “Wah ini bola, bola ini warna merah.” dengan demikian perlahan-lahan ia akan menangkap konsep tersebut. Btw 18 Bulan usia yang tepat untuk mulai š SemangatMom!
halo…anak sya umur 17bln…sebaik nya mulai dari mana ya?soal nya blum pernah maen yg beginian…dr kecil emg udh sya perkenalkan dng buku.dengan gambar2…skrg dy udh tau nama2 binatang..bingung mulai nya dr mn