Mengembangkan Pancaindra Untuk Anak Usia Dini
“Learn Through Senses” yang artinya belajar dengan mengembangkan seluruh pancaindra.
Mengapa Perlu Mengembangkan Pancaindra Bagi Anak Usia Dini?
Karena dengan meningkatkan kepekaan dan kemampuan indranya , anak usia dini dapat menggunakan seluruh pancaindra dengan maksimal untuk belajar mengenal segala sesuatu di sekelilingnya. Dan dengan demikian si kecil akan dapat menambah pengetahuan mengenai dunia di sekitarnya.
Bagaimana Cara Mengasah Pancaindra Anak Usia Dini?
Banyak kegiatan yang dapat dilakukan baik di rumah maupun di sekolah untuk mengasah kemampuan pancaindra si kecil sebagai contoh adalah kegiatan mengenalkan tekstur yang berlawanan di mana di sini pun si kecil belajar mengenai kosa kata baru yakni “kasar” dan “halus”. Selain itu dapat juga dilakukan kegiatan untuk membedakan indra peraba dengan mengenalkan berbagai benda dan meminta si kecil untuk memegangnya, pada kegiatan ini si kecil dapat meraba dan mengerti kosa kata baru seperti “lunak” dan “keras”. Masih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengasah seluruh panca indra seperti menebak suara, mengidentifikasi bau-bauan, mengidentifikasi rasa , dll. Selain itu, berbagai permainan sensori serta messy play juga dapat dilakukan secara seru untuk mengasah pancaindra.
Dalam berbagai kegiatan dengan pendekatan Montessori , apabila Mommies dan Daddies perhatikan dan telah mengikuti IM beberapa bulan terakhir ini, pasti Mommies dan Daddies semakin melihat bahwa pendekatan kegiatan dengan cara Montessori ini selalu menekankan dengan pengembangan seluruh pancaindra anak. Tidak ada satupun kegiatan dengan pendekatan Montessori yang hanya “belajar” dan semata-mata belajar atau menghafal tanpa adanya “hands on experience”. Katakan saja mulai dari belajar mengenai konsep kuantitas, si kecil tidak semata-mata disodori kertas 1 dimensi bertuliskan 1,2,3,4,5 melainkan diberikan beads secara langsung dan juga sandpaper numbers di mana si kecil dapat meraba / trace dan dengan demikian dapat langsung mengasosiasikan dengan kuantitas yang ada.
Selain melakukan berbagai kegiatan dengan pendekatan Montessori , di luar itu MomC juga menambahkan berbagai kegiatan permainan sensori, messy play dll yang tujuannya ga jauh-jauh dari mengasah pancaindra anak. Mulai dari fingerpaint, main dengan flubby jelly , slime, dll. Dan di situ pun MomC mengamati bahwa kemampuan dan pengenalan pancaindra setiap anak berkembang , dan semakin lama diasah akan semakin berkembang nantinya.
“Anak Saya Tidak Mau Bermain Messy Play.” Bagaimana Dong?
Banyak pertanyaan dan pernyataan bahwa di kecil tidak tertarik dan tidak mau bermain messy play. Jawaban saya menurut pengalaman saya sendiri adalah bahwa saat-saat awal saya mengenalkan permainan sensori , C juga terlihat ragu (kurang lebih usia 1 tahun). Dia hanya menonton saya yang keseruan sendiri fingerpaint dll , pada saat itu dia sedikit tertarik setelah melihat saya memberi contoh bermain juga. Tetapi hanya sebentar dan dapat dilihat bahwa dia masih ragu-ragu menyentuhnya. Penting dicatat bahwa kita sebagai orang tua tidak perlu langsung “stereotyping” dan mengeluarkan statement-statement / pernyataan di depan si kecil seperti “Ah si X mah emang ga suka dan ga mau nih maen begini-beginian, dia anaknya Jijik-an” dll dsb yang memberi kesan judging dan memberi label si kecil. Santai aja kalau si kecil ga mau, besok-besok di tawarkan lagi dan lagi dan lagi dan lagi…. Selang beberapa bulan setelah semakin sering diberikan invitation to play yang berkaitan dengan messy play dan sensory play, C sama sekali udah tidak ragu-ragu lagi dalam memegang menggunakan tangan bahkan kaki, karena dia mengerti bahwa nantinya tangan dan kakinya dapat dicuci dan dibersihkan. Yang ada malah hampir setiap hari mau dan minta main yang berhubungan dengan messy play. Juga bisa ditambahkan dengan menjelaskan ke si kecil menggunakan tangan kita sendiri, pertama-tama waktu tangan kita kotor kita katakan “Lihat , tangan Mommy kotor ya? ga pa pa , sekarang Mommy cuci tangan ya!” (Cuci lah tangan anda di depan si kecil) dan lalu katakan dengan jelas “Lihat , sekarang tangan Mommy sudah bersih kembali…ga kotor lagi.” Dengan demikian si kecil dapat mengerti dan mengasosiasikan kejadian tersebut di dalam pikirannya. Selamat mencoba!
"Cleaning the House while your kids are still growing up is like shoveling the walk before it stops snowing."
Proses…proses…proses. dan jgn prnh judge ank kta. Yeeeeeyyyyy setuju mom vina
iyaaaa Din, kadang lupa pastinya ya sebagai manusia, tapi inget-inget lagiiii hhuhuhu proses juga yaaaa jadi orang tua!! 😀
Bikin jellynx gmn sie ??tq
Cek disini yaaa…
http://www.indonesiamontessori.com/diy-flubby-jelly/
Hai mom, mau tny bambino luk brpan?? Tks