Dear Mom and Dad ,
Kali ini kita bahas ciri-ciri anak gifted di fase usia 7-12 tahun. Sebagai disclaimer though, bila anak memiliki sebagian ciri di sini belum tentu anak ada dalam kategori gifted. Sebaliknya anak yang tidak menunjukkan ciri di kategori ini belum tentu anak tidak gifted. Ada satu kategori lagi yakni Twice Exceptional (2E) yang akan kita bahas berikutnya ya!! di mana anak sebetulnya gifted namun kemampuannya tertutup learning disabilitasnya. Ini penting banget diketahui edukator , karena justru di kategori ini banyaknya kesalahpahamanan yang menimbulkan rasa frustasi anak di masa kecil semapai di masa dewasa 🙁
#1 : KEMAMPUAN KOGNITIF & INTELEKTUAL
*Menguasai konsep baru dengan kecepatan luar biasa, seringkali setelah satu atau dua kali penjelasan saja.
*Kosa kata yang jauh lebih kaya dan kompleks dibandingkan teman sebaya, serta seringkali memiliki gaya bicara yang lebih dewasa.
*Rasa Ingin Tahu yang Mendalam dan Luas:”mengapa” dan “bagaimana” secara mendalam, mengeksplorasi topik di luar kurikulum, dan memiliki minat pada isu-isu kompleks.
*Memori Luar Biasa: Mampu mengingat detail, fakta, nama, dan tanggal dengan akurat.
*Pemikiran Abstrak dan Konseptual: Dapat memahami konsep-konsep abstrak, metafora, dan ide-ide kompleks yang belum diajarkan secara eksplisit.
#2 : SEPUTAR AKADEMIK
*Umumnya menunjukkan nilai atau pemahaman yang sangat baik dalam banyak mata pelajaran, atau unggul secara luar biasa di satu/dua bidang spesifik.
*Cepat Bosan dengan Repetisi: Kehilangan minat atau menjadi gelisah saat materi terasa terlalu mudah atau banyak pengulangan. Ini bisa menyebabkan underachievement (prestasi di bawah potensi) jika tidak ditantang.
*Perfeksionisme dalam Tugas: Menunjukkan perhatian tinggi terhadap detail dan kualitas, tetapi bisa juga menyebabkan kecemasan atau penundaan karena takut tidak sempurna.
*Suka Proyek Mandiri: Lebih suka mengerjakan proyek yang memungkinkan mereka mengeksplorasi minatnya secara mendalam.
#3 : Karakteristik Sosial dan Emosional
*Intensitas Emosi: Merasakan emosi (bahagia, sedih, marah, frustrasi) dengan kedalaman dan kekuatan yang lebih besar.
*Sensitivitas Tinggi: Lebih peka terhadap lingkungan (suara, cahaya), emosi orang lain (empati yang kuat), dan isu-isu sosial seperti ketidakadilan atau penderitaan.
*Rasa Keadilan yang Kuat: Memiliki kesadaran etis yang tinggi dan sangat peduli terhadap keadilan.
*Perkembangan Asinkron: Kemampuan intelektual yang canggih mungkin tidak selalu sejalan dengan kematangan emosional atau sosial mereka.
*Energi Tinggi: Seringkali memiliki tingkat energi yang tinggi, baik secara fisik maupun mental.
Anak gifted yang kurang mendapat tantangan yang sesuai dengan potensinya bisa mengalami “underchallenged” dan “underachivement” , mom bisa baca di sini ya :
Ciri-ciri umum dari siswa berbakat berprestasi rendah antara lain:
Memiliki IQ yang tinggi, namun nilai rapor atau hasil ujiannya biasa-biasa saja, bahkan rendah.
*Tidak serius atau tidak menyelesaikan tugas yang diberikan, atau mengerjakannya dengan asal-asalan.
*Sering mencari alasan untuk menutupi ketidakselesaian tugas.
*Memiliki penilaian negatif terhadap sekolah, guru, atau kurikulum.
*Kurang termotivasi untuk belajar, kurang tekun, dan kadang-kadang menunjukkan sikap negatif terhadap sekolah.
*Beberapa mungkin perfeksionis sehingga takut salah dan tidak mau mengumpulkan tugas jika tidak dianggap sempurna.
*Bisa juga memiliki kesulitan belajar yang tidak teridentifikasi (misalnya disleksia, disgrafia, ADHD, atau masalah dalam kecepatan pemrosesan informasi). —-> 2E
Penyebab “gifted underachievement” bisa sangat beragam, meliputi:
Faktor Lingkungan: Lingkungan belajar yang tidak kondusif, kurangnya stimulasi yang sesuai dengan tingkat bakat mereka, kurikulum yang membosankan dan tidak menantang, atau metode pengajaran guru yang tidak mengakomodasi gaya belajar siswa berbakat.
Faktor Sosial-Emosional: Keinginan untuk “menyesuaikan diri” dengan teman sebaya sehingga sengaja menurunkan prestasi, rendahnya harga diri, kecemasan, perfeksionisme yang menghambat, atau masalah dalam mengelola emosi.
Faktor Keluarga: Pola asuh yang terlalu permisif atau terlalu menekan, kurangnya dukungan keluarga terhadap prestasi akademik, atau target prestasi yang tidak realistis.
Faktor Individu: Kurangnya motivasi intrinsik, kurangnya keterampilan belajar (misalnya manajemen waktu, strategi belajar), atau masalah kesehatan fisik.
Strategi untuk mengatasi “gifted underachievement” meliputi:
Identifikasi Dini: Penting untuk mengidentifikasi anak berbakat yang menunjukkan tanda-tanda underachievement sejak dini, karena semakin lama kondisi ini berlangsung, semakin sulit untuk merehabilitasinya.
Lingkungan Belajar yang Menantang: Menyediakan kurikulum yang diperkaya dan menantang, serta metode pengajaran yang memungkinkan eksplorasi dan kreativitas.
Dukungan Psikososial: Memberikan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa memahami kondisi mereka, mengatasi masalah emosional (seperti kecemasan atau perfeksionisme), dan mengembangkan keterampilan sosial.
Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses penanganan, memberikan pemahaman tentang karakteristik anak berbakat, dan membantu menciptakan lingkungan rumah yang mendukung.
Fleksibilitas dalam Pembelajaran: Memungkinkan siswa untuk belajar sesuai kecepatan mereka sendiri, menggunakan berbagai sumber belajar, dan menawarkan pilihan aktivitas yang relevan dengan minat mereka.
Fenomena “gifted underachievement” adalah masalah penting di dunia pendidikan, terutama di Indonesia, di mana masih banyak anak berbakat yang kurang mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat, sehingga potensi luar biasa mereka tidak tersalurkan secara maksimal.
Unduh Artikel Di Sini : Tentang Underachievement siswa berbakat berprestasi rendah