Beberapa hari terakhir, berita-berita di televisi maupun sosial media ramai membicarakan soal musibah gempa bumi yang terjadi di Cianjur. Dan yang bikin saya, personally, sedih adalah kebanyakan korban meninggal adalah anak-anak.
Tentu kita semua berharap agar anggota keluarga kita selalu dijauhkan dari bahaya. Tapi siapa sih yang bisa mengelak dari bencana alam maupun musibah?
Meskipun kejadian ini terjadi di luar kontrol kita sebagai manusia, tapi sebagai orangtua ada lho hal-hal yang bisa kita ajarkan ke anak-anak saat kita mengalami musibah ataupun kejadian mengerikan dan traumatis lainnya. Simak ya!
1. Kenalkan Anak pada Tanda Bahaya
Hal pertama yang bisa mommies lakukan adalah dengan mengenalkan mereka soal tanda-tanda bahaya. Misalnya alarm kebakaran akan menyala saat ada asap. Pastikan juga mommies memberi tahu mereka hal apa yang harus dilakukan ketika mendengar detektor asap menyala.
Begitu pula dengan tanda bahaya lainnya, seperti sirine, guncangan akibat gempa, dan sebagainya.
2. Bicara Jujur Tentang Apa yang Terjadi
Para ahli sepakat bahwa orang dewasa harus jujur pada anak-anak soal kondisi yang sedang terjadi. Beri mereka penjelasan dan informasi yang dibutuhkan.
Berbohong dan menyembunyikan situasi agar anak tidak takut dan cemas hanya akan membuat anak bingung. Sebab mereka pasti bisa merasakan ada hal ‘tidak baik-baik saja’ yang sedang terjadi.
Anak-anak mungkin punya banyak pertanyaan yang sulit dijawab. Tapi tugas orang dewasalah untuk memberi mereka penjelasan yang sederhana, lugas, jujur, dan penuh perhatian yang dapat dipahami anak-anak.
3. Ajarkan Mereka untuk Tetap Tenang
Meskipun keadaan genting, mencengangkan, bahkan mengerikan. Ajari mereka untuk tetap tenang. Caranya adalah dengan memberi contoh.
Bagaimana mungkin anak bisa tenang dan tidak menangis jika orangtuanya histeris dan berteriak. Jadi, tenangkan dulu dirimu lalu minta mereka mengikuti segala instruksi yang mommies sampaikan.
4. Suruh Mereka Mencari Bantuan
Tentu kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Apakah seluruh anggota keluarga bisa selamat. Apakah kita orangtuanya bisa terus melindungi mereka.
Namun jika hal buruk ini menimpa, maka dorong anak-anak untuk mencari bantuan. Tentu hal ini sangat menakutkan jika dibayangkan, namun selama masih ada kemungkinan untuk selamat maka itu harus diupayakan. Untuk itu sangat penting memberi pengertian pada mereka soal bagaimana dan kapan harus meminta bantuan.
Minta mereka mengingat atau menyimpan nomor telepon ayah dan ibunya, juga nomor telepon darurat seperti 911.
5. Lakukan Persiapan
Upaya ini adalah salah satu bentuk mitigasi sebab manusia tidak pernah tahu kapan bencana datang. Tapi belajar dari apa yang terjadi di Cianjur sana, kita semua diingatkan bahwa tidak ada salahnya melakukan persiapan.
Seperti menyiapkan satu tas berisi kebutuhan primer secukupnya, seperti pakaian, makanan, obat-obatan, uang tunai, dan sebagainya yang bisa dibawa ‘lari’ sewaktu-waktu jika kejadian ini melanda.
Mister Rogers knew that children are very much aware of what’s going on around them, especially when it’s sad or scary. He knew, too, that children are easily confused about what they hear, and their fantasies can be much worse than what is actually happening. At the same time, he understood it’s natural for parents and caregivers to want to protect children and avoid talking with them about difficult things.
Mom, inilah cara-cara yang bisa kita upayakan agar anak-anak tanggap bahaya. Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua dimana pun berada. Dan juga semoga Tuhan memberikan saudara-saudara kita di Cianjur kesabaran sekaligus kekuatan. Aamiin….