Hi Moms, kali ini bahas tentang imunisasi yuk! banyak sekali pro dan kontra tentang hal ini baik di Amerika maupun di Indonesia. Namun saya dan suami memutusukan untuk mengimunisasi anak-anak kami dan diri sendiri! hehehee…banyak sekali teman saya dokter-dokter cantik juga berkata demikian. Pada saat saya usia early 20s saya juga divaksin lagi loh, vaksin servik kalau ga salah waktu itu perlu 3 x. Dan kemarin ini persiapan sebelum saya mengandung saya mencek lagi apakah vaksinasi saya masih akurat atau perlu booster? dan saya imunisasi lagi deh!! hehehee nah sekarang untuk si kecil yaaa…

Berbagai penyakit atau virus yang ada di sekitar kita memang tidak bisa dihindari ya moms.Virus juga berevolusi tiap tahunnya…huhuhu…. Namun bukan berarti kita ‘pasrah’ dan menunggu penyakit itu datang dan menyerang kita khususnya anak yang daya kekebalan tubuhnya cenderung lebih rendah dari orang dewasa. Nah salah satu cara untuk mencegah atau meminimalisasi penyakit itu tentu saja dengan melakukan imunisasi atau vaksinasi ya. Apa tujuannya? Yaitu memberikan perlindungan pada tubuh terhadap beberapa penyakit tertentu, dengan cara disuntikkan atau diteteskan. Dan berdasarkan program IDAI (Ikatan Dokter Indonesia) tahun 2017, berikut adalah jenis imunisasi dasar (wajib) dan tambahan.

IMUNISASI WAJIB (DASAR)

Ada enam jenis imunisasi program nasional yang sudah ditetapkan pemerintah untuk wajib diberikan pada anak, yaitu:

Hepatitis B
Imunisasi ini harus diberikan segera setelah bayi lahir, karena imunisasi hepatitis B ini merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit hepatitis B dari ibu kepada bayinya, segera setelah lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Jadi imunisasi ini diberikan dalam jangka waktu 12 jam setelah bayi dilahirkan. Imunisasi hepatitis B kedua diberikan saat bayi berumur satu bulan, dan hepatitis B ketiga diberikan saat bayi berusia 3-6 bulan.

BCG (Bacille Calmette-Guerin)
Imunisasi ini diberikan sebelum bayi berumur tiga bulan, namun jika ingin diberikan ketika usianya sudah lebih dari tiga bulan (maksimal 12 bulan), sebaiknya dilakukan uji tuberkulin dahulu. Jika hasilnya negatif, maka vaksin boleh diberikan. Dan pemberian ulangan vaksin BCG tidak dianjurkan dan disuntikkan di lengan kanan atas sesuai anjuran WHO.

Polio
Ada dua jenis vaksinasi polio yang berisi virus polio-1, 2, dan 3, yaitu:
OPV (Oral Polio Vaccine) berisi vaksin hidup yang dilemahkan. Cara pemberiannya adalah dengan diteteskan di mulut.
IPV (Inactivated Polio Vaccine) berisi vaksin inaktif yang cara pemberiannya dengan disuntikan.
Kedua jenis imunisasi ini dapat dipakai secara bergantian dan vaksin IPV dapat diberikan sebagai imunisasi dasar dan ulangan. Vaksinasi IPV juga bisa diberikan bersamaan dengan pemberian vaksinasi DTP, secara terpisah atau kombinasi. Untuk imunisasi dasar (polio 1,2,3) diberikan ketika bayi berumur dua bulan, 3-4 bulan, dan 4-6 bulan. Interval pemberian di antara dua imunisasi tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio-4 dan imunisasi selanjutnya dilakukan di usia 5-6 tahun.

DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)
Imunisasi DTP dasar diberikan tiga kali sejak bayi berumur dua bulan, dengan jarak 4-8 minggu. DTP tak bisa diberikan sebelum bayi berusia enam minggu. DTP-1 diberikan saat bayi berusia dua bulan, DTP-2 ketika bayi berusia empat bulan, dan DTP-3 ketika bayi berumur enam bulan. Dan ulangan atau DTP-4 diberikan dalam waktu setahun setelah pemberian DTP-3 ketika bayi berusia 18-24 bulan. Kemudian DTP-5 diberikan saat anak sudah berusia lima tahun. Vaksin ini juga bisa dikombinasikan dengan vaksin lain yaitu hepatitis B, Hib, atau polio injeksi.

Hib (Haemophilus influenzae tipe b)
Vaksinasi ini diberikan dengan cara disuntikkan kepada bayi ketika ia berusia 2, 3-4 bulan, dan 4-6 bulan. Vaksin Hib juga dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib, DTwP/HepB/Hib, atau DTaP/Hib/IPV). Pemberian vaksinasi ini juga perlu diulang ketika anak berusia 15-18 bulan. Jika anak datang pada umur 1-5 tahun, Hib hanya diberikan satu kali.

Campak
Imunisasi ini diberikan dengan cara disuntik pada saat anak berusia sembilan bulan. Imunisasi lanjutan diberikan di umur 18 bulan dan saat kelas 1 SD, namun jika sudah diberikan vaksin MMR, maka vaksin campak ini tak perlu diberikan.

 

IMUNISASI YANG DIANJURKAN (TAMBAHAN)
Berikut delapan jenis vaksiniasi yang dianjurkan oleh IDAI.

Pneumokokus
Di Indonesia ada dua jenis vaksin pneumokokus yang beredar yaitu vaksin pneumokokus polisakarida murni atau dikenal dengan PPV23, dan vaksin polisakarida konjungasi atau PCV. Vaksin PCV dikenal sebagai imunisasi untuk mencegah IPD (Invasive Pneumococcus Disease). Jika diberikan di usia 7-12 bulan maka PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan dan pada usia lebih dari setahun diberikan 1 kali serta perlu booster minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur diatas 2 tahun PCV cukup diberikan sekali.

Influenza
Vaksin influenza berisi dua jenis virus influenza subtipe A yaitu H3N2 dan H1N1, serta virus influenza tipe B. Vaksinasi ini diberikan untuk mencegah flu berat yang disebabkan oleh virus influenza. Vaksinasi ini tapi tidak dapat mencegah batuk pilek karena alergi yang biasanya bersifat ringan dan tak berbahaya. Vaksin ini diberikan pada anak usia lebih dari 6 bulan dan diulang setiap tahun.

MMR (Mumps, Measles, Rubella)
Vaksinasi ini diberikan dengan cara disuntikkan pada anak usia 15-18 bulan, dengan jarak pemberian minimal enam bulan dari vaksin campak (usia 9 bulan). Vaksinasi ulangan diberikan ketika anak berusia 5-6 tahun.

Tifoid
Ada dua jenis vaksin demam tifoid yaitu vaksin suntikan (polisakarida) dan kapsul untuk diminum (berisi bakteri hidup yang dilemahkan). Vaksin suntikan diberikan mulai umur lebih dari dua tahun dan ulangan dilakukan setiap tiga tahun. Vaksin berupa kapsul diberikan mulai umur lebih dari enam tahun, diberikan tiga dosis dengan jarak selang sehari (hari ke-1, 3, dan 5).

Hepatitis A
Diberikan dengan cara disuntikkan kepada anak mulai usia lebih dari dua tahun. Selain vaksin hepatitis A tunggal ada juga vaksin kombinasi HepA/HepB. Vaksin tersebut tak boleh diberikan pada bayi dibawah usia 12 bulan.

Varisela (Cacar Air)
Diberikan satu kali setelah anak berumur 12 bulan. Namun untuk anak berusia lebih 13 tahun, vaksinasi diberikan dua kali dengan jarak 4-8 minggu. Untuk anak yang berkontak langsung dengan vaksin varisela, bisa diberikan imunisasi untuk mencegah penularan dalam jangka waktu maksimal 72 jam setelah kontak.

Rotavirus
Ada dua jenis vaksin rotavirus yaitu vaksin monovalen (RV1) dan pentavalen (RV5). Vaksin RV1 diberikan cukup dua kali dengan interval minimal empat minggu. Dosis pertama diberikan pada umur lebih dari enam minggu, dan dosis kedua diberikan sebelum berumur 24 minggu. Vaksin RV5 diberikan tiga kali pada umur 2,4, dan 6 bulan. Dosis pertama diberikan antara umur 6-14 minggu. Interval antar dosis adalah 4-10 minggu. Dosis ketiga harus diberikan sebelum umur 32 minggu.

HPV (Human Papilloma Virus)
Ada dua jenis vaksin HPV yaitu vaksin bivalen yang melindungi terhadap HPV 16 dan 18 dan vaksin quadrivalen yang melindungi terhadap HPV 16, 18, 6, dan 11. Pemberian vaksin ini khusus pada anak perempuan yang berusia lebih dari 10 tahun.

Japanese Encephalitis (JE)
Diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau wisatawan yang akan bepergian ke daerah endemis tersebut. Untuk perlindungan dalam jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun berikutnya.

Dengue
Vaksin ini diberikan pada anak usia 9-16 tahun dengan jadwal 0,6, serta 12 bulan.

Nah demikian banyak banget ya? kalau saya mengikuti saran dokter saja, C sempat berganti-ganti dokter anak semenjak lahir di USA itu sudah ganti 2x dan kemarin di Singapore juga baru dapat dokter lagi dan thankfully sudah komplit sampai usia 4 tahun ini. Jadi ingat dulu awal-awal baru lahirr wowwww harus rajin ke dokter, cek lalu vaksin ya!!!! sekarang musti mulai refresh lagi nih supaya nanti waktu adiknya C lahir mulai ingat lagi…hahaha Bagaimana dengan anda? sudah komplit kah?

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.