Sebagai orangtua, saya happy banget kalau si kecil aktif bermain dan mengeksplor dunianya. Dan yang bikin saya lebih happy lagi, setiap hari ada saja hal-hal baru yang dipelajari.

Kaya hari ini nih mom, jujur saya kaget waktu dia merapikan mainannya sendiri. Huhu terharuuuuu! 

Meskipun senang anak bisa ini itu, to be honest saya juga sering pusing lihat mainan tersebar dari Sabang sampai Merauke, canda deh… Maksudnya kesebar di berbagai penjuru rumah gitu, mom. 

Belum lagi nih, yang ini baru aja dirapikan, ganti mainan lain yang turun. Mommies pasti paham betul rasanya kan? 

Balik ke topik ah… 

Karena saya ini cuma manusia biasa dan bukan ibu peri, kadang saya ngerasa cape banget liat mainan ada dimana-mana.

Jadi suatu hari, saya ajarin anak saya untuk merapikan mainannya sendiri. Apakah langsung berhasil?

TENTU TIDAK!!! HAHAHA

Kayaknya butuh sepuluh purnama deh mom baru berjalan sesuai rencana. Canda lagi… 

Meskipun nggak langsung berhasil dan butuh waktu, hari ini akhirnya datang juga! Tanpa saya minta, tadi dia tiba-tiba merapikan sendiri mainnya.

Untuk merayakan milestone hari ini, saya mau membagikan tips mengajarkan anak merapikan mainannya sendiri nih, mom. Semoga bermanfaat ya! 

Tips Mengajak Anak Merapikan Mainan

1. Memberikan contoh adalah kunci

Sumber: Pexels

Mommies pasti paham betul kalau anak adalah peniru yang handal. Berbekal pengetahuan ini, saya selalu berusaha memberikan contoh yang benar sebelum meminta anak melakukan sesuatu.

Setiap dia selesai main, saya selalu ajak dia merapikan mainan “Kak, kita rapikan yuk. Dimasukkan lagi ke tempatnya”. Sambil mencontohkan ya mom pastinya. 

2. Set my expectation low

Saya nggak berharap anak saya langsung mengikuti apa yang saya bilang dengan seketika. Sekali, dua kali, seratus kali sekalipun saya rela ulang-ulangin.

Paling nggak dengan melihat apa yang mamanya lakukan, dia jadi paham konsep “oh kalau selesai main, mainnya harus dibereskan”. 

Menurut saya, ini dulu sih poinnya. 

3. Set expectation low (lagi) 

Yuk, Ajarkan Anak Merapikan Mainan Sendiri! 
Sumber: Pexels

Suatu hari, dia mulai ikut bantuin saya beresin mainannya. Masih asal-asalan, asal lempar, dan of course hasilnya tidak seperti yang ‘saya harapkan’.

Tapi jujur saya sangat bangga karena ada progress baru nih

4. Buat aturan main

Perlahan saya mulai ajarin anak saya untuk tahu aturan dan batasan. Biar mainannya nggak kesebar di seluruh penjuru rumah (dan biar lebih mudah beberesnya), saya kasih batasan nih. 

“Kakak mainnya di atas playmat ya. Kalau keluar dari sini, mainannya diambil lagi”.

Mungkin mommies berpikir kok dibatas-batasi sih, bukannya anak harus dibebasin? 

Bener mom, saya setuju kalau anak harus diberi kebebasan. Tapi kebebasan yang tahu batasan. 

Saya berharap nilai ini bisa ia terapkan saat dewasa nanti. Ia boleh melakukan apa saja tapi harus ingat batasan. Jangan sampai dia melampaui aturan Tuhan dan merugikan orang lain. 

5. Berikan apresiasi sewajarnya

Sumber: Pexels

Nah, ini juga penting nih! Saya selalu mengapresiasi pencapaian yang berhasil dia lakukan. Contohnya bilang “Alhamdulillah kakak hari ini sudah bisa memasukkan robot ke kotaknya. Makasih ya kak. Besok bantu mama lagi ya!”

Ya, saya apresiasi. Sewajarnya, tidak berlebihan, dan secukupnya. Saya nggak mesti bilang “Wah jenius banget anak mama bisa masukin robot ke dalam kotak”.

Alasannya adalah… saya nggak mau anak saya tumbuh ‘mengemis’ apresiasi dari orang lain, mom. Cukuplah saya mengisi tangki cintanya dengan perkataan baik karena dia sudah berhasil melakukan sesuatu. 

Dan coba bayangin, apa jadinya kalau nanti dia berhasil bikin robot? Pujian apa nih yang ‘menandingi’ jenius banget?

Sampai sini paham maksudnya kan, mom? 

6. Menyelipkan pesan soal tanggung jawab

Nah, sambil merapikan mainan biasanya sambil saya ajakin ngobrol nih mom. Kenapa sih nak kok mainan harus dibersihkan setelah selesai? 

Secara nggak langsung sebenarnya pertanyaan ini sudah melatih critical thinking-nya. 

Apapun jawabannya, saya terima. Kalau ternyata nggak ‘pas’, misalnya dia jawab biar robotnya nggak kedinginan gitu ya… ya gapapa mom. 

Saya tambahin aja sama jawaban yang ‘semestinya’. “Menurut kakak gitu ya? Selain itu, supaya rapi kak dan kalau besok mau mainan lagi, kakak tahu dimana robotnya. Nggak perlu bingung cari-cari dimana”

Biasanya lagi…  saya juga selipin pesan cinta, mom.

“Kak, membereskan mainan itu bagian dari tanggung jawab lho. Suatu hari nanti kakak juga akan belajar untuk bertanggung jawab. Misalnya merapikan tempat tidur, mandi sendiri, dan…..”

Huhu makin bawah kok makin mellow ya mom… Anyway, saya percaya kalau ‘membersihkan mainan’ ini cuma hal kecil. Tapi ini bisa mengajarkan mereka minimal satu practical life skill yang bisa membantu mereka hidup baik saat dewasa nanti. 

Sebab hal-hal besar selalu dimulai dengan satu gerakan kecil tapi bermakna. Membereskan mainan salah satunya. 

Sampai sini dulu ya mom tips dari saya. Tambahin tips lain di komentar dong mom supaya bisa sama-sama belajar! 

 

“The price of greatness is responsibility.” – Winston Churchill

Leave a Reply

Your email address will not be published.