MONTESSORI: SEPERTI SUMBER MATA AIR MENYEGARKAN
Pernah berkecimpung di dunia pendidikan saat berstatus single, namun mengalami kebingungan ketika ingin praktek ilmunya ke anak pertama. Kenapa?
Salah satu keinginan sebelum menikah dan memiliki anak yaitu mampu memberikan stimulasi yang tepat dan bermanfaat untuk mereka kelak. Karena saya merupakan salah satu kontributor penulis buku mengenai metode belajar berbasis karakter. Namun….
Galau Cara Memulai
Setelah menikah kemudian memiliki anak pertama kenyataannya berbeda. Saat Kal–anak pertama–berusia 6 bulan saya pernah berada pada satu titik kegalauan akut. Pasalnya ilmu pendidikan mengenai salah satu metode belajar menyenangkan untuk anak yang sudah dipersiapkan untuk kelahiran anak pertama, menguap entah kemana.
Seiring berjalannya waktu hingga Kal berusia sekitar 1 tahun, kegalauan masih berlanjut. Pertanyaan yang sama selalu muncul. Bagaimana caranya untuk menerapkan metode belajar menyenangkan kepada anak? Gimana cara memulainya? Kegiatan apa yang harus dilakukan? Dimulai dari mana? Kalau kegiatanya nggak cocok gimana?
Fase Pencarian Metode Belajar
Sampai suatu ketika mulailah untuk berselancar di dunia maya seperti instagram dan internet di internet demi mendapat pencerahan. Dan… yes akhirnya! Ketemulah yang mampu membuat mata saya berbinar-binar, instagram @indonesiamontessori. Ini seperti menemukan sumber mata air kehidupan ditengah padang savana dunia pendidikan di Indonesia.
Dari MomC @indonesiamontessori itulah kami (saya dan Kal) mulai menerapkan metode Montessori di Rumah pada akhir tahun 2014, saat usia Kal sekitar 1,5 tahunan. Kami sadar bahwa pendidikan utama berasal dari keluarga dan menerapkan metode Montesori ini merupakan salah satu pilihan untuk belajar sambil bermain dengan menyenangkan.
Perlahan kami coba mempelajari dan mengikuti beberapa contoh kegiatan sesuai usia yang bisa dilihat di www.indonesiamontessori.com. Hampir setiap hari saya sediakan waktu untuk belanja ide kegiatan yang di share oleh MomC melalui web dan media sosialnya. Mengawalinya dengan melakukan kegiatan mudah diikuti, khususnya area practical life skills dan ketersediaan barang serta alat yang ada di rumah.
Bagaimana respon Kal saat saya sediakan kegiatan? Semangat. Alhamdulillah. Tapi tentu saja tak melulu lancar dan anak mau berkegiatan. Ada kalanya kegiatan yang disediakan tidak disentuh sama sekali oleh anak. Tentu hal tersebut bikin kita sedih, kesal dan merasa gagal. Nah disinilah salah satu peran Komunitas Indonesia Montessori Moms, untuk saling support agar bisa kembali semangat main bareng antara anak dan orangtua. Salah satunya dengan ikut kegiatan challenge yang diadakan hampir setiap 2-3 bulan sekali.
Adanya challenge ini bukan soal menang kalah. Tapi lebih pada ketersediaan jadwal rutin terstruktur sesuai tema tertentu dan para moms yang ikut serta bisa berkomunikasi untuk saling support serta saling menularkan ide-ide kreatifnya.
Point plusnya lagi saat MomC menggaungkan #1000bukuindonesiamontessori. Sungguh ini merupakan hal luar biasa. Bahwa orangtua berbondong-bondong agar mau membacakan buku untuk anak-anaknya. Karena konsep literasi harus dibangun sejak usia dini agar tak sekadar bisa membaca tapi paham makna.
Mensiasati Aparatus Yang Mahal
Bagaimana dengan isu aparatus Montessori yang terkenal kalau harganya bikin sebagian moms khawatir? Hehe… kami membuktikan bahwa minimnya ketersediaan aparatus bukan halangan untuk berkegiatan Montessori di Rumah. Paham dulu gambaran besar dari Montessori itu sendiri. Apa maksud dibalik filosofi, prinsip-prinsip dan kegiatan yang dirancang sedemikian rupa tersebut.
Karena secara filosofi, Montessori menganggap bahwa anak adalah pribadi yang unik. Inti pendidikannya adalah kepercayaan terhadap motivasi diri dan kemandirian. Maka ada beberapa keiatan yang bisa dilakukan sebelum menggunakan aparatus, misalnya practical life skills. Menyendok, menuang, menjepit, meronce, mengulek dan lainnya merupakan kegiatan praktek kehidupan sehari-hari.
Jika memang perlu menggunakan aparatus, ada beberapa yang bisa dibuat dengan memanfaatkan barang yang ada di sekitar (sesuai ketentuan). Setiap kegiatan memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda dan fokus pada aspek tertentu.
Apakah dengan melakukan kegiatan Montessori di Rumah lalu Kal sama sekali tidak mengenyam pendidikan formal? Kal rutin melakukan kegiatan Montessori di Rumah namun juga masuk sekolah formal saat usianya sekitar 3,5-6,5 tahun. Sekolah PAUD dan TK yang menerapkan Metode Montessori. Tujuannya agar Kal bisa memiliki waktu lebih banyak untuk berkegiatan terstruktur karena Ia termasuk anak dengan kemampuan tingkat motorik kasar yang menonjol dan kreatif.
Orangtua Harus Sabar Dengan Prosesnya
Ada satu cerita unik dari Kal ketika selama hampir satu tahun dia sangat suka menggunakan aparatus number rods dan metal insect. Kira-kira bagaimana reaksi kita saat hampir setiap hari melihat anak “hanya” mengambil kedua aparatus tersebut? Jujur saja saya pernah kesal, bayar sekolah mahal tapi mainnya itu lagi itu lagi dan seperti tak sabar untuk hasilnya.
Pernah juga konsultasi via dm ig ke MomC. Hehe… Ternyata banyak sekali hal yang bisa di explore anak saat dia sudah mengambil salah satu dari aparatus itu. Disinilah pentingnya kita sebagai orangtua untuk belajar lagi dan lagi sambil mengingat apa makna dibalik filosofi ketika kita menerapkan metode Montessori ini ke anak. Sabar dan nikmati prosesnya karena mendidik itu tidak mendadak.
Alhamdulillah, ada hal luar biasa dari Kal yang tak bisa dipungkiri setelah sekitar 5,5 tahun berkecimpung dengan metode Montessori. Kesiapan dan kemandirian saat masuk Sekolah Dasar. Walau di awal masuk sekolah dasar Kal masih belum pandai membaca lancar seperti teman-teman lainnya, tapi menurut hasil observasi gurunya, Kal paham konsep, mampu memahami isi bacaan dan bersikap mandiri.
That’s the point! Yes… disitu saya merasa lega.
“Tidak ada yang sia-sia dari setiap kegiatan yang dipilih oleh anak.”
Bukan berarti judgment bahwa “anak aktif, tidak mungkin belajar dengan menggunakan metode Montessori” itu tidak benar adanya. Nyatanya…. Alhamdulillah banyak sekali manfaat yang di dapat oleh Kal dan sekarang ke adiknya, Kay. Tentu dengan cara nikmati prosesnya dan kita lihat hasilnya beberapa tahun kemudian.
Terimakasih MomC @indonesiamontessori atas pencerahannya dan selamat berkegiatan bersama anak dengan bahagia ya buat para Moms lainnya….
Salam Hangat,
Karyati Niken
Mom of 2. Blogger. Playdate Planner
Instagram : @littebaha