“Susah banget sih bikin puzzle ini. Aku kesal!” “Males akh puzzle-nya gak selesai-selesai juga. Adek mau nonton tivi saja.” Hmmm…apakah kalimat-kalimat ini terdengar familiar di telinga anda, moms? Jika iya, anda bukan satu-satunya ibu yang memiliki anak yang terkesan mudah menyerah ini kok.


Akibatnya, ada macam-macam ‘pelampiasan’ saat menghadapi ‘masalah’. Misalnya ada yang marah-marah atau bahkan tantrum, menangis kesal, atau ada yang ‘kabur’ ketika tidak bisa menyelesaikan permainan konstruksi atau puzzle-nya ini. Nah, jika hal ini dibiarkan antinya mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang mudah menyerah di kemudian hari lho. Padahal sikap pantang menyerah ini harus dimiliki tiap anak bukan? Kita tentu gak mau kan kalau saat dewasa nanti anak kita gampang putus asa?

“Every great story happened when someone decided not to give up.” Spryte Loriano

Lalu bagaimana sih caranya supaya buah hati kita memiliki sikap pantang menyerah? Yuk sama-sama terapkan tips berikut ini.

Ikut berpartisipasi/terlibat dalam aktivitas anak

Anda dan pasangan tentu saja role model dari anak-anak anda. Jadi gimana anak mau menyelesaikan tugasnya kalau anda bisanya cuma ‘nyuruh-nyuruh’ saja? Ketika kita terlibat dalam kegiatan anak, apapun itu, maka anak akan bersemangat untuk mencoba apapun hal yang menarik baginya. So, mulai hari ini janji yuk moms untuk gak hanya memberikan ‘teori ini itu’ ke anak kita. Tapi juga langsung ikut berpartisipasi bersama. Seru bukan?

 

Memakai kalimat positif

Kadangkala nih moms, tanpa kita sadari, kita kerap menggunakan kalimat negatif yang melukai perasaan anak. Jadi bukannya memicu semangatnya untuk terus berusaha, kalimat anda malah bikin si kecil jadi semakin enggan mencoba lagi. Daripada bilang “Kenapa kamu memasangnya salah gitu sih?”, lebih baik ganti dengan, “Coba kamu pasang pelan-pelan dengan kepingan yang biru dengan yang merah kecil itu. Pasti bisa deh Nak.” Bagaimana moms terdengar lebih enak di telinga anda juga kan? Kalau dari pengalaman pribadi saya, menahan diri ga buru-buru “come into the rescue” menjadi salah satu tips membangun ga cepat menyerah…memang kecenderungan kita sebagai caretaker kan maunya helpful, nurturing, dll hehehe..

Jangan takut berbuat kesalahan

“Kesalahan satu-satunya adalah tidak berani mencoba.” Moms, katakan kalimat ini berulang-ulang pada si kecil sehingga ia tak enggan untuk mencoba berkali-kali ketika ia gagal membuat puzzle 100 keping misalnya. Tegaskan padanya bahwa salah bukan berarti ia bodoh tetapi ia harus lebih teliti hingga akhirnya mencapai keberhasilan yang dituju. Bahkan di saat-saat tertentu ketika saya membuat kesalahan, saya purposely share ke C1 bahwa “Yes, I DID make mistake!” dengan demikian C1 juga aware bahwa semua orang itu bisa dan wajar membuat kesalahan, wajar tidak perfek termasuk orang dewasa.

 

Berikan motivasi sederhana

Anak usia balita tentu belum memahami bahasa motivasi dengan kalimat-kalimat panjang bak kata-kata mutiara. Tapi bukan berarti ia gak bisa dikasih motivasi lho. Anda bisa memakai kata-kata motivasi sederhana yang bisa dimengerti anak. Misalnya ketika ia mewarnai gambar dan mulai terlihat ‘ogah-ogahan’, anda bisa memotivasi dirinya dengan mengatakan,”Sayang, gambarnya dah hampir selesai lho. Yuk kita warnai lagi biar semakin cantik nih karena semua warna ada di sini. Merah, kuning, biru, hijau. Ayo kita pakai warna apa sekarang?” Dijamin deh moms si kecil akan kembali bersemangat mewarnainya. Kalau saya pribadi, saya suka sekali memuji dan memberi motivasi dengan “You DID it!”di sini sangat sederhana tapi C1 aware banget, kalau saya sampai bilang gitu..artinya he really DID it!!! bukan basa basi memuji muji berlebihan hehehe… happy trying! #ParentingWithIMC

Leave a Reply

Your email address will not be published.