Hi IMC Readers, minggu-minggu ini saya sedang sibuk sekali…saya sedang menyiapkan sesuatu projek (rahasia…) hihi yang betul-betul membutuhkan saya berkonsentrasi penuh, mencari inspirasi, tenaga tambahan dll. Di lain sisi, jelas-jelas saya tidak bisa mengerjakan projek tersebut during the day (jam 7 pagi s/d jam 7 malam) karena saya biasanya kegiatan penuh dengan C ataupun jalan-jalan kesana kemari dengan C. Eh kalau malam suami pulang, rencananya saya mau lanjutkan projek saya…tapi tenaga sudah habis…huhuu jadi saya baru sempat menulis kegiatan kami minggu lalu hari ini deh. Tapi gapapa ya better late than never! banyak sekali kegiatan yang kami lakukan dan sebagian tentunya tidak difoto huhu….terutama kegiatan percobaan-percobaan C dengan dad C yang seabrek itu.
Nah kali ini kami mengeksplorasi tekstur media baru yakni modelling clay.Clay ini bisa digunakan untuk membuat berbagai struktur dan kreasi baik 2 dimensi dan 3 dimensi. Tapi sebelumnya pada kegiatan kami yang lalu saya membiarkan C untuk eksplorasi bebas saja dulu dengan modelling clay ini. Tujuan saya membiarkan C “bebas” dulu supaya ia dapat getting personal dan familiar dengan serba-serbi, tekstur, sifat modelling clay ini. Di samping itu saya berikan berbagai alat (tools) yang bisa C gunakan untuk eksplorasi. Awalnya C ingin mengambil semua warna, namun saya minta untuk dicoba memilih satu per satu yang ia inginkan dahulu.
Mulailah C memilih warna merah, awalnya ia katakan “Play Dough?” hmmm tapi selang beberapa saat ia mulai menyadari bahwa bentuk, sifat dan karakteristik serta teksturnya sedikit berbeda. Ia mencoba-coba membuat clay menjadi pipih , ditekan, berusaha membuat bola…sampai pada akhirnya ia memberikan air juga. Bisa di tebak akhirnya basah semua meja nya ya! hehe tapi ngga apa karena tujuan dari perkenalan ini memang supaya C kenal dulu. Kalau pepatah “Ga kenal maka ga sayang…” itu betul sekali, terinspirasi dari kegiatan seni pendekatan Reggio, saya akhir-akhir ini memperkaya diri tentang seni supaya bisa saya kenalkan ke C. Saya merasa pendekatan ini komplementer dengan pendekatan Montessori yang saya rasakan “kuat di bagian STEM” nya. Sebagai orang tua kita bebas-bebas saja mencarikan pendekatan yang cocok untuk si kecil lakukan di rumah ya. Satu hal kesamaan dari pendekatan Reggio yakni juga sama-sama “anak adalah leader” jadi kita sebagai fasilitator saja, selain itu Reggio dan Montessori sama-sama sangat menjunjung tinggi “the Prepared Environment” yakni keadaan sekitar yang mendukung, baik dari variatif pilihan kegiatan, materi kegiatan, media, dan sama-sama menekankan pada kualitas tertinggi setiap material yang dipilih dan aesthetically pleasing.
Jadi apa ya clay nya kalau C kasih air? kalau ditambah air terus jadi apa? disini C bebas eksplorasi tanpa batasan, semata-mata untuk berkenalan dulu. Suatu projek tidak harus selesai dalam satu hari , projek ini dapat C lakukan lagi besok-besok bila ia ingin. Dengan tidak dibatasi waktu eksplorasi tentunya kegiatan ini menjadi lebih berarti untuk si kecil karena bukan semata-mata “mengejar hasil” namun diiringi alunan musik instrumental yang relaxing C dapat betul-betul merasakan dengan panca indra nya tekstur, sifat, karakteristik unik dari clay ini. Have Fun C!
“There are so many things you can learn about. BUT you’ll miss the best things if you keep your eyes shut.” – Dr.Seuss , I Can Read With My Eyes Shut!