Hi All, gimana udah back to school? semangat ya semua setelah liburan kemarin.

Nah untuk IMC Readers yang mau menerapkan Montessori di Rumah, memang homeschool di rumah atau mau menambahkan kegiatan positif berbasis Montessori bisa di baca di sharing saya dibawah ya!

 

Montessori Di Rumah , apa sih manfaatnya menerapkan Montessori di Rumah?

bukannya di sekolah (asumsinya) harusnya sudah diajarkan? bukankah seharusnya ibu dan bapak guru di sekolah yang tugasnya ngajarin ini semua?

Ngapain sih anak usia dini dilibatkan dalam kegiatan sehari-hari? ngapain juga anak usia dini diajarin membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyapu, memasak dll?

Oh, itu sih namanya bantu ngacak-ngacak di rumah!!!

Nambahin kerjaan…Ughh!!!

Kasiaaaaan……mustinya anak-anak usia dini itu kan belum bisa apa-apa….

elvina lim kusumo

Nahhhh…..mungkin…ada IMC Readers yang pernah mendengar sekelibat statement seperti itu? Saya di sini ingin sharing apa sih manfaatnya kegiatan Montessori di Rumah , terutama untuk anak usia dini…kegiatan Montessori di rumah yang paling dapat diterapkan dahulu yakni kegiatan keterampilan hidup. Yes! ini adalah hal-hal pertama yang saya perkenalkan kepada C sebelum mengenalkan hal-hal lainnya.

montessori di rumah elvina lim kusumo

Kegiatan-kegiatan yang terlihat sederhana dan dapat dilakukan menggunakan semua peralatan yang ada di rumah sebetulnya memiliki manfaat yang sangat berarti dan menjadi dasar yang kuat untuk di kemudian hari anak belajar menulis, matematika, sains, dan ilmu lainnya. Seriusss nih? Iyaaa, serius banget!

ide kegiatan montessori di rumah elvina lim kusumo

Salah satu kegiatan yang C lakukan hari ini adalah memarut. Mungkin bagi IMC readers yang belum terbiasa dengan kegiatan-kegiatan C akan heran ya….ngapain sih marut? takut ga nanti tanganya luka dll?

C enjoy banget dan menikmati setiap detik kegiatan memarut ini…satu batang sabun di parut sampai habis tak bersisa…hahahahaaa dari situ saja anda bisa melihat bahwa observasi Dr.Montessori itu tepat, bahwa anak-anak usia dini pada akhlahnya suka melakukan apa yang kita lakukan dan ingin bisa. Dalam kegiatan Montessori keterampilan hidup saya tidak melimit C hanya menggunakan “mangkuk mainan” “parutan bohongan” dll namun saya encourage C untuk mencoba menggunakan segala sesuatu yang REAL, alias barang sesungguhnya. Ya iya mengapa? di sini lah C dapat mengenal fungsi, tekstur, karakteristik berbagai benda. Memang parutan itu ada bagian tajam, tapi di situlah C dapat mengerti fungsi, proses, mekanisme parutan yang sesungguhnya memang berfungsi untuk memarut. Di sini juga C dapat belajar berhati-hati, ya kan? tentunya setelah ia berhasil melakukan hal yang teramat sederhana ini , kepercayaan dirinya akan meningkat.

Siapaaaa yang ga punya parutan di rumah? Ada ga yah? hehehehee Nah yang di parut juga bebas, boleh sabun, boleh keju, boleh kelapa apa aja deh…

Ketika pertama kali memutuskan untuk menulis buku bersama Esensi, Erlangga Group saya memilih untuk menulis buku Montessori tentang Keterampilan Hidup. Why? karena keterampilan hidup adalah hal yang saya aplikasikan pada C sejak awal mula dan kami rasakan manfaatnya sendiri. Kenapa ga dimulai dengan buku mengajar membaca untuk anak ? kan C juga sudah lancar membaca dll. Tujuan saya membuat buku ini untuk membuat hidup Moms lainnya lebih mudah, dan menerapkan Montessori di Rumah ternyata ga perlu pening dulu ya. Selain itu menurut saya lebih penting untuk anak berlatih dengan kegiatan keterampilan hidup dahulu (intinya menurut saya lebih urgent urutannya) di banding langsung membaca tulis dkk. Kegiatan yang ksederhana ini adalah dasar dan fondasi dari semua kegiatan selanjutnya ya…so step ini jangan dilewatkan ya, meskipun ketika memulai anaknya sudah berusia 5-6 tahun, ga masalah di ulang saja semua kegiatan dari 3 tahun, pasti tetap mendapat manfaatnya.

Dr.Montessori sendiri mengatakan bahwa kegiatan keterampilan hidup sendiri adalah aktivitas yang menjadi dasar, termasuk didalamnya kegiatan yang membutuhkan pengulangan dan juga konsentrasi, mengenal detil. Kenapa diulang-ulang? yes, karena dengan repetisi suatu kegiatan atau rutin anak perlahan mendapat kepercayaan diri bahwa dirinya dapat berbuat sesuatu untuk lingkungannya. Selain itu repetisi kegiatan membuat anak semakin mahir dalam melakukan sesuatu hal.Pada masa-masa Absorbent Mind ini (anak-anak di bawah usia 6 tahun) membutuhkan urutan, ketepatan dan pengulangan. Repetisi juga mengasah kemampuan berkonsentrasi anak loh yang secara tidak langsung meningkatkan kemampuan kognitif mereka dalam masa tumbuh kembang anak , khususnya dibawah 6 tahun.

 

Kenapa sih saya suka menggunakan barang-barang yang lucu dan cantik dalam presentasi kegiatan keterampilan hidup untuk C? memang sebetulnya kalau tidak ada tidak masalah, toh dimanapun juga anak-anak tetap dapat melakukan tuang menuang dll ya. Namun sebetulnya menggunakan barang yang cantik dan lucu itu tidak selalu harus mengeluarkan sebagian besar uang belanja anda kok, kebanyakan dari alat-alat tersebut bisa didapatkan di toko serba 1$, menggunakan mangkok dan piring lama, atau kalau anda familier dengan thrifting mungkin bisa mencari di penjual barang bekas. Estetika , mengapa perlu dalam kegiatan Montessori di Rumah ? @montessoridirumah tujuannya bukan supaya bagus aja dan keren loh ya! Estetika dalam penyajian membuat anak penasaran, ingin mencoba menyentuh, lebih berhati-hati, mengenalkan anak pada berbagai bahan lainnya. Kita bisa bertanya pada diri sendiri apakah penyajian ini mempercantik keadaan sekitar? apakah penyusunannya menarik? keliatannya bikin pengin di sentuh dan di kerjakan oleh anak ga ya? #MontessoriWithIMC

 

buku montessori di rumah

Nah, tuh “The Child can only develop by means of experience in his environment. We call such experience work.”- Maria Montessori , anak-anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan mengalami sendiri hal-hal yang ada dilingkungan sekitarnya. Kita menyebutnya dengan sebutan “work”.

Oh ya, waktu jatuh cinta pada kegiatan Montessori (Di website ini 70% kegiatan C terinspirasi dari Montessori, 30% lainnya terinspirasi dari berbagai pendekatan lainnya yang saya mix and match sendiri yang saya pilah menurut saya baik untuk diterapkan dan cocok untuk C yang penyuka kegiatan sains,logika, eksperimen dan berimajinasi hehe).

Flash back saat saya pertama kali sekolah Montessori saat saya di Amerika, saya belum tahu loh bahwa banyak ternyata alumni-alumni yang dulunya pernah bersekolah di sekolah Montessori yang saat ini memiliki influence yang besar sekali untuk kontribusi planet earth ini. Sebut saja founder dan co-founder Google, foundernya Amazon.com (tempat belanja favoritku dari college , oh No!!! jebakan betmen dimana-mana sekali masuk ga bisa keluar lagi! sampe member dll hahahaha), penemu permainan The SIMS, dan masih banyak lainnya ini saya kutip dari BusinessInsider.com ya

Larry Page, CEO, Google – “I think it was part of that training of not following rules and orders, and being self motivated, questioning what’s going on in the world and doing things a little bit differently,” Page has said of his Montessori education.

Thomas Edison – “I like the Montessori method,” Edison has been quoted saying, according to historians at the Thomas Edison National Historic Park. “It teaches through play. It makes learning a pleasure. It follows the natural instincts of the human being. The present system casts the brain into a mold. It does not encourage original thought or reasoning.”

Jeff Bezos, CEO, Amazon – The Wall Street Journal reports that according to Jeff Bezos’s mother, “young Jeff would get so engrossed in his activities as a Montessori preschooler that his teachers would literally have to pick him up out of his chair to go to the next task.”

Will Wright, Creator of “The Sims” videogame – In a TED Talk, Maria Montessori’s methods inspired Will to invent an entirely new video game genre—non-violent, open-ended games in which players use sophisticated computer simulation tools.

Jimmy Wales, Founder, Wikipedia – Wales has described his childhood private school as a “Montessori influenced philosophy of education,” where he “spent lots of hours poring over the Britannicas and World Book Encyclopedias” according to his Wikipedia page (which we hope Wales created himself, all considering.)

Whoaaa….semua ini mostly digunakan dalam kehidupan sehari-hari saya sih, google, wikipedia, amazon…dan suami suka banget game The Sims selama masa kecilnya! hahahahaa keren ya? menurut pendapat pribadi saya sendiri, pendekatan Montessori memberikan dasar STEM yang kuat untuk anak di kemudian hari. STEM itu singkatan dari Science, Technology, Engineering, Mathematics. Dan menurut saya dan suami, STEM ini penting sekali! namun tentunya saya dan suami juga menerapkan berbagai pendekatan lain yang sesuai dengan value yang kami anut dan hal-hal lain yang menurut kami perlu di stimulasi seperti keagamaan dan juga seni dan olah raga lainnya. Menurut kami semua ini saling melengkapi dan tugas orang tua lah yang mix and match sendiri sesuai dengan ketertarikan anak. Dari situlah saya berkesimpulan bahwa orang tua lah sekolah pertama anak, yaaa wong anak sendiri. Kita yang tahu anak kita cocoknya seperti apa, sukanya apa dan disini kita bisa menerapkan “Follow the Child” mengikuti ketertarikan anak-anak kita. Yes?

Setelah selesai memarut, C tracing alphabet…lagi-lagi kegiatan sederhana ya? ini dasar menulis! jauh-jauh sebelum C bisa menulis sendiri seperti sekarang , saya mengenalkan C kepada tracing… Tracing ini bisa di pasir, di beras, bahkan di serpihan parutan sabun seperti di atas. Kita beri contoh dahulu, mulai dari garis lurus, dll lalu mulai pada abjad. Ahhh, I miss those early days….usia-usia dimana C kenalan pertama kali dengan kegiatan seperti ini. Sederhana, Yes? but believe me IT WORKS!

 

Haha, setelah selesai biasanya memang C berimajinasi , ini C bilang Moon Dust….Moon Rocks dll…ya sudah silahkan C, monggo bersenang-senanglah!

buku parenting montessori bahasa indonesia

So, hopefully cerita saya ini mencerahkan ya, kenapa sihhhh C suka masak, C suka bantu-bantu laundry dll dll…kenapa sih C suka nya marut-marut, sekarang terjawab kan? di buku pertama saya Best Seller Montessori di Rumah : 55 Kegiatan Keterampilan Hidup saya sharing lebih banyak lagi tentang menerapkan Montessori di Rumah untuk anak usia dini. Kegiatannya sendiri cocok untuk anak usia 2.5-6 tahun, tapi untuk kita, baca dari sebelum anaknya berusia tersebut itu lebih baik, seperti saya. Saya sukanya belajar ahead, pas C usia 1 tahun ya saya sekolah yang usia 3-6 tahun, Sekarang C usia 4 tahun, ya saya akan menyelesaikan Montessori for Elementary Years 6-12 years segera, wish me luck ya?

Buku ini bertujuan mempermudah IMC Moms, ga usah repot baca berbagai literatur macam saya puluhan buku-buku tebal, pr setumpuk dan ujian yaaa….hahahaa langsung yang praktis tapi WORKS aja! 🙂 kalau saya , hobinya emang sekolah sih, saya rasa saya ga akan berhenti sekolah sampai saya nenek-nenek deh! hahahaa oops, waktu itu sih berhenti sebentar, soalnya married dulu hahahaa gpp ya, kena kuliahan dari suami juga kok mostly tiap hari, so still learning many stuffs hahaa!

montessori di rumah gramedia best seller
Best Seller Gramedia

 

buku best seller gramedia montessori di rumah
Best Seller Gramedia Pondok Indah Mall

 

top ten books best seller montessori di rumah
Top Ten Best Seller Gramedia June 2017

 

Best Seller Gramedia Matraman

 

Best Seller Gramedia Mall kelapa gading

gramedia aeon best seller

Untuk buku saya Montessori di Rumah bisa di dapatkan di seluruh toko Gramedia di Jabodetabek dan segera menyusul ke daerah-daerah lain, untuk pemesanan online selalu bisa dilayani oleh Ridho di WhatsApp : +62 85766221262 , kemarin ini dikabarkan sedang masuk cetak ulang lagi dan lagi, tapi kalau dengan Ridho bisa langsung waitlist pre-order jadi ketika cetakan nya jadi fresh from the oven langsung mas Ridho kirimkan 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.