Hello 2016! selamat datang tahun 2016…pagi ini momC terbangun dan mulai menyusun kegiatan untuk C di bulan-bulan mendatang. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan C sekarang sudah 3 tahun! We have a preschooler ! meskipun rasanya campur aduk tetapi sebetulnya kami excited karena di usia 3-6 tahun akhirnya momC mulai bisa menerapkan Montessori yang momC pelajari selama ini yakni Early Childhood Education for 3-6 years old. Rencana di tahun ini kami akan homeschool sampai setidaknya C mendekati usia 4 tahun lalu selanjutnya akan di evaluasi lagi dan disesuaikan dengan dinamika keluarga saat itu.

IMG_3807

Salah satu aspek yang ingin momC siapkan adalah aspek pengembangan bahasa dimana kita semua tahu bahwa perkembangan kemampuan berbahasa anak menulis dan berbicara paling dipengaruhi oleh pihak keluarga sekitar. Orang-orang yang tinggal sehari-hari di dekat si kecillah yang memegang peran membantu perkembangan bahasa anak. Nah karena banyaknya IMC readers yang menanyakan pengalaman kami dan tips mengajar anak 2-3 bahasa sekaligus , raising bilingual kids di sini coba momC share pengalaman kami pribadi dalam membesarkan C  belajar bahasa bilingual. Pada awal sekali kami ragu untuk menerapkan bahasa apa yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan C sehari-hari, kami tahu dan sudah baca bahwa semakin banyak bahasa yang dikenalkan ke anak sedini mungkin semakin baik tetapi tetap saja berbagai masukan dan perbedaan pendapat dari pihak-pihak lain membuat kami sedikit bingung. Akhirnya pada awalnya kami lebih banyak berbicara ke C dalam bahasa inggris baru setelah beberapa bulan kami membulatkan tekad untuk “bagi tugas” bahwa momC akan berbicara sebanyak mungkin dalam bahasa Indonesia dan dadC akan berbicara dalam bahasa inggris. Hal ini dikatakan akan lebih mempermudah si kecil untuk nantinya memisahkan antara bahasa-bahasa tersebut. Akhir kata sekarang ini C dapat berbahasa Indonesia dengan cukup lancar dengan istilah-istilah sehari-hari Indonesia. Disarankan oleh para pakar bahwa sebaiknya setiap orang tua berbicara dengan “mother language” masing-masing karena katakan kita sebagai orang Indonesia, tentu kita tidak selalu 100% fasih dan mengerti bahasa asing lainnya jadi apabila kita hanya berbicara menggunakan bahasa asing tertentu pada si anak tentu hal itu akan membatasi pertambahan kosa kata anak.

IMG_3799

Tentunya prinsip ini terkadang juga tidak 100% ya IMC-ers, kadang momC lupa dan mulai berbicara dalam bahasa inggris, begitu pula dadC tapi ternyata anak-anak pada usia absorbent mind bisa kok membedakan meskipun kadang C juga masih tercampur kalau berbicara. Pakar mengatakan pada sekitar usia 6 tahun anak akan lebih dapat membedakan sendiri setiap bahasa tersebut. Terus terang untuk materi homeschooling kami kebanyakan dilakukan dalam bahasa Inggris, mengingat materi yang ada di sini lebih banyak tersedia dalam bahasa Inggris tapi sebisa mungkin saya memberitahukan istilah tersebut dalam bahasa Indonesia juga. Mengenai bahasa ketiga yakni chinese, kamipun (momC dan dadC) tidak bisa berbahasa chinese. Pada saat college momC pernah ambil selama 2 tahun kelas-kelas bahasa chinese dan sudah cukup lumayan bisa menulis ratusan karakter dan mengarang juga tetapi karena tidak digunakan sehari-hari kebanyakan sudah lupa. Akhir-akhir ini C juga menunjukan ketertarikan pada bahasa Chinese karena setiap kami pergi ke perpustakaan kesukaan kami di sana biasanya banyak anak-anak yang sedang les bahasa chinese dengan lao shi nya. C suka “nontonin” mereka mengeja satu per satu kata-kata dalam bahasa Chinese dan cengar cengir sendirian ikut meniru. Bahkan ia berani menyapa lao shi nya dan mengatakan sendiri “I Want to learn Chinese!” haha ya sudah akhirnya momC minta kartu nama sang guru dan saat kami sedang menimbang-nimbang kapan waktu yang pas untuk C gabung. Jadi mitos bahwa “anak jadi bingung dan pusing” ataupun menyebabkan keterlambatan berbicara atau terjadi pencampuran kalimat  kalau berkenalan dengan berbagai bahasa sejak dini merupakan mitos  ya IMC-ers, kalaupun terjadi hal itu bersifat sementara karena dikemudian hari si kecil mulai dapat memisahkan dengan lebih akurat.

IMG_2882

Selain itu sering-sering membacakan buku kepada anak sedini mungkin (Yes bahkan dari sedari di dalam kandungan) sangat bermanfaat untuk perkembangan bahasa di kecil (Cek artikel IMC 1000 Buku Dalam 3 Tahun). Membacakan buku ke anak dengan intonasi menarikpun memberi kesan pada anak bahwa membaca itu menyenangkan . Selain itu dengan membaca kepada anak banyak kosa kata baru yang dapat dikenalkan pada si kecil yang biasanya tidak digunakan sehari-hari dalam percakapan biasa. Pada pendekatan Montessori membaca dan menulis tidak diajarkan kepada anak sebelum berusia setidaknya 6 tahun melainkan melalui “The Prepared Environment” yang memungkinkan anak untuk eksplorasi sensorial dengan sendirinya. Dengan demikian si anak akan mengerti dengan sendirinya dengan mengalami, menyentuh dan terekspos dengan hal-hal yang kaya akan bahasa di kehidupan sehari-harinya.

photo 4-174

Salah satu faktor yang juga dapat mendukung perkembangan bahasa anak adalah si kecil perlu merasa bahwa hal-hal yang ia katakan itu adalah hal yan berarti, berharga dan penting. Sebagai orang dewasa kita perlu berbicara dengan sejelas mungkin dan precise (ketepatan) dan dengan intonasi yang biasa seperti layaknya kita berbicara satu sama lain. Nah yang ini tidak dipungkiri memang kadang terlupakan ya! kitapun terkadang berbicara “asal” semau kita, padahal disitulah anak juga menyerap dan belajar bahasa dari lingkungannya. Yang pasti meskipun tidak sempurna, sebagai pendidik di rumah kita berusaha sebisa kita ya, it is okay to make mistake mommies – I always practice self compassion to myself  and yes I do love myself, so let’s be kind to ourselves 🙂

Selain itu hal-hal yang juga membantu adalah berbagai musik untuk si kecil , kami suka sekali menyalakan berbagai jenis musik di rumah mulai dari klasik, jazz, lagu anak-anak bahasa Indonesia, Inggris dan terkadang mandarin. Salah satu lagu-lagu kesukaan kami di rumah adalah hasil karya Franz Schubert  , Antonio Vivaldi , Mozart, Bach , dll. Lagu-lagu ini dinyalakan pelan saat C belajar , bermain dll dan bahkan dadC yang tadinya biasa saja / kurang dapat menikmati musik klasik sekarang mulai suka loh! momC mulai menyukai musik-musik ini sejak kecil, terus terang momC tidak jago main piano meskipun sudah belajar sejak usia 4-14 tahun haha….kalau diminta memilih ingin belajar sonata yang mana momC dulu pilih yang paling pendek, padahal adik momC pilih yang 6 halaman huhu…. Meskipun demikian, momC tetap suka dan sangat menikmati alunan klasik dan jazz jadi salah satu stasiun radio kesukaan kami di sini adalah musik klasik betul-betul bikin senang dan mood jadi lebih baik (In fact I am currently listening to ~ Eine Kleine Nachtmusik now!) MomC perhatikan C juga mendapat banyak kosa kata dengan mendengarkan lagu-lagu bahasa Indonesia disitulah ia jadi mulai fasih berbahasa Indonesia dan afal lagu-lagu dalam bahasa Indonesia.

homeschool

“…and so we discovered that education is not something that the teacher does, but that it is a natural process which develops spontaneously in the human being. It is not acquired by listening to words, but in virtue of experiences in which the child acts on his environment. ” – Dr.Maria Montessori

Berlanjut ke Vol. 2

*Books are from Limma.co.id

Limma represents many of the major English-language suppliers from the UK and the USA.

Comments (2)
  1. Mom C saya mau tanya. anak saya berusia 3,5 tahun. sudah mengenal alphabet (meskipun belum semua)tapi belum saya ajarkan membaca. jika kami belajar dengan menggunakan metode montessori yang harus menggunakan kartu nomenklatur, Nah kami musti memakai kartu nomenklatur berbahasa Indonesia atau berbahasa inggris?
    *note: kami berencana akan memasukkan anak kami di sekolah berbahasa indonesia.

  2. MomC, anak sy umur 17bulan, dr bayi sudah saya perkenalkan pada buku.. Wkt bayi, dia tertarik pada buku, namun lama2 saya perhatikan dia lebih tertarik pada televisi (saya suka putarkan dia nursery rhymes di tv), kalau saya bacakan dia cerita, 1menit kemudiAn dia seperti tidak mendengarkan, malah seperti asik sendiri dengan kegiatan yang lain. Apakah babyC dulu mengalami proses seperti yg saya alami? Trims

Leave a Reply to Devinna Cancel reply

Your email address will not be published.