Art & Crafts! alias kegiatan prakarya dan seni , apa sih kegunaannya? bagaimana cara menyiapkannya di rumah dll? Yuk baca selanjutnya di bawah ya!

Anak-anak pada dasarnya menyukai kegiatan seni seperti melukis, menggambar, main musik, seni peran dll. Sayangnya, tidak semua hal ini bisa didapatkan secara maksimal dari sekolah formal.Hal ini wajar tentunya karena mengingat di sekolahpun sudah banyak kegiatan lainnya yang diperuntukan untuk anak. Nah menurut saya pribadi, ini adalah tugas orang tua untuk mengembangkan sisi kreatifitas anak masing-masing. Masih heran kalau jaman sekarang ada yang masih menggantungkan diri 1000% ke sekolahan untuk seluruh perkembangan anaknya. Mommies, Sekolah itu hanya membantu, kunci utama tetap di diri anda di rumah. Dalam hal ini patut saya acungi jempol GrandmaC, yang sedari saya kecil selalu aktif dan bersemangat mengekspos saya ke berbagai kegiatan seni , mulai dari seni musik (sekitar usia 3 tahun), seni peran dan teater (usia 4 tahun) , seni melukis dan menggambar dll sering dilakukan di rumah bersama GrandmaC , mulai dari melukis di batu, melukis di buah-buah dan kulit buah sisa, di daun , dll yang saya ingat jelas saya lakukan bersama beliau dulu. Selain itu pekerjaan GrandpaC di bidang batik membuat saya juga suka melukis berbagai motif batik bersama para pengrajin sedari saya kecil. Menggunakan rotring dll pun udah dari usia 6-7 tahun, di situ saya belajar berhati-hati supaya ngga rusak pena nya.

Secara fisiologi, otak manusia terbagi menjadi dua bagian (hemisphere) bagian otak kanan dan otak kiri. Bagian otak kiri digunakan untuk berpikir secara logis dan berhubungan dengan proses, biasanya berhubungan dengan membaca, matematika dan sains. Nah otak bagian kanan berhubungan dengan intuisi, kreatifitas dan persepsi emosional di mana kebanyakan diasah dan digunakan saat seseorang membuat karya seni. Apabila kedua bagian otak ini bisa bekerja secara bersamaan , nah disitulah potensi anak secara maksimal bisa dicapai.

Demikian pendapat dari para peneliti dari Michigan State University, USA

“Researchers from the Michigan State University have found a very strong correlation between childhood engagement in the creative arts and measurable success later in life. Children who were exposed to a wide variety of arts and crafts were more likely to create unique inventions that is worthy of patents, come up with ideas good enough to start a new company, or publish provocative papers on science and technology. The researchers suggest that children exposed to arts and crafts are able to think “out of the box” since a lot of working with hands involve figuring out how to solve problems creatively. After studying many scientists Co-authors Robert and Michele Root-Bernstein reached this conclusion: “The most eminent and innovative among them are significantly more likely to engage in arts and crafts avocations” than the average Joe.”

Selain itu banyak pendapat yang mengatakan bahwa anaknya kurang mendapat kegiatan seni , bahkan ada beberapa orang tua yang memiliki anak baik yang bersekolah di Montessori school dan bukan, bahwa anaknya kurang mendapat stimulasi seni. Sekali lagi, saya tekankan, hal itu merupakan tanggung jawab anda, dan janganlah selalu melulu menggantunkan diri pada kegiatan si kecil di sekolah, karena waktu yang terbatas mungkin saja guru pun tidak dapat memberikan sebanyak-banyaknya kesempatan yang diperlukan si kecil tentunya hal itu sangat wajar. Nah yuk kita siapkan Art Corner di rumah masing-masing!

Di rumah kami sebagai penerap Montessori di Rumah, kami memiliki Art Corner, dimana C bisa bebas melakukan kegiatan seni apa saja, di situ pula saya sediakan rak terbuka bersusun di mana C bisa ambil paint, google eyes, lem, gunting, glitter , kertas, karton, dll secara mudah. Tentunya benda-benda yang berbahaya untuk anak di simpan di rak yang terutup dan lebih tinggi ya! Kalau di tanya, apakah ada kejadian C ngacak-ngacak Art Corner ini? sampai saat ini untungnya belum pernah terjadi. Bisa di coba dikenalkan dan diberi tahu fungsinya, hopefully si kecil mengerti ya! Selain itu saya juga suka terinspirasi dari prinsip Reggio di mana alam adalah guru dari anak, di cuaca-cuaca yang memungkinkan, saya biasanya membiarkan C melukis di halan rumah, di mana cahaya matahari sangat memadai, selain itu kami juga banyak menggunakan benda-benda yang sudah ada di sekitar kami untuk kegiatan seni kami. Kalau bisa saya ilustrasikan pendekatan yang saya sukai untuk C adalah kombinasi Montessori dan juga Reggio, ada hal-hal tertentu yang menurut saya cocok dan sangat baik di terapkan dalam pendekatan Montessori (seperti logika, sains, pengetahuan umum dll) dan ada hal-hal yang saya sukai dari Reggio khususnya dalam bermain bebas , berkreasi bebas dll. Bagi saya semua itu saling melengkapi dan menyenangkan selain itu kedua nya juga memiliki value yang aligned seperti the prepared environment, order, beauty, hands on learning & learn through senses.

The wider the range of possibilities we offer children, the more intense will be their motivations and the richer their experiences. We must widen the range of topics and goals, the types of situations we offer and their degree of structure, the kinds and combinations of resources and materials, and the possible interactions with things, peers, and adults.
Loris Malaguzzi (1920-1994), Italian early education specialist. Quoted in The Hundred Languages of Children

Nah demikian beberapa kegunaan positif dari kegiatan seni untuk anak,

  • Si kecil belajar untuk berpikir secara kreatif
  • Belajar untuk mengobservasi, menjelaskan secara deskriptif, menganalisa dan menginterpretasi
  • Mengekspresikan perasaan dan emosi dengan kata-kata dan tanpa kata melalui seni
  • Mengasah kemampuan penyelesaian masalah, berpikir kreatif, musik, teater, bahasa dan juga menambah kosa kata anak
  • Si kecil dapat menemukan berbagai kemungkinan , bukan hanya 1 jawab tepat
  • Bermain sambil belajar sehingga menjadi menyenangkan
  • Belajar berkolaborasi dengan orang lain
  • Seni mengenalkan anak ke kebudayaan dari seluruh dunia
  • Memupuk rasa percaya diri, karena dalam seni ngga ada yang salah ngga ada yang benar
  • Mengasah kemampuan motorik halus dan juga koordinasi mata & tangan, bilateral

Seperti yang selalu Maria Montessori katakan “The Prepared Environment” is the key, maka suasana dan keadaan yang mendukung untuk anak berkreasi pun merupakan salah satu kunci ya!

  • Sebisanya anak-anak memiliki persediaan kertas, pensil, krayon, dll
  • Pajang hasil karya anak dan simpan/koleksi hasil karyanya, hargai dan dengan demikian anak merasa hasil karyanya penting
  • Bacakan buku tentang Art
  • Ajak si kecil ke museum, konser, teater dan bahkan tunjukan serta ajak bicara saat menemukan sesuatu yang unik di jalan
  • Melukis dan berkreasi dengan si kecil hal ini penting karena ia melihat dan meniru apa yang kita sukai
  • Kalau si anak tertarik bisa diikutkan dalam berbagai kegiatan seni

Jadi ingat suatu hari C sedang di library kesukaan kami, tiba-tiba ia manggil saya dan katakan (kencang-kencang…!) “Mommy look Mommy JACKSON POLLOCK!!!” agak sedikit kaget dan penasaran saya mendekat ke C, ternyata di dinding library di sudut ruangan ada lukisan sebesar 2 x 1 meter yang mirip dengan lukisan karya Jackson Pollock yang pernah kami jadikan inspirasi. You know what!!!!! pas MomC cek di sebelah kanan informasi tentang lukisan , tertulis dengan jelas “JACKSON POLLOCK INSPIRED PAINTING” by the 5th Grade. AMAZED! yes amazed dengan daya serap absorbent mind, sayapun sudah ngga ingat kalau C pernah melukis Jackson Pollock, dan saya bacakan serta berikan inspirasi dari buku ini juga hanya sekejap tetapi betul sekali pada usia-usia dini (The Absorbent Mind) menyerap segala sesuatunya. Pilih mana? anak anda mengenal “Jackson Pollock” atau “Jackson Jackson yang lain”…yang belum tentu memberikan value positif bagi diri anak anda? your choice!

Have Fun IMC-ers!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.